Namun, justru saat itulah bahaya sebenarnya dimulai. Asap itu berhenti melawan. Ia berputar perlahan, lalu mulai menyusup ke celah-celah udara, merayap, menyusup, hingga tak lagi terlihat sebagai kabut, melainkan benang hitam tipis yang merambati udara. Benang itu bergerak cepat, menuju tubuh sang kakek.“Tidak… jangan!” teriak kakek itu, melangkah mundur. Tapi ia terlambat.Benang hitam itu menembus kulitnya, menyusup masuk lewat luka di bahu. Seketika tubuh kakek itu menggigil hebat, matanya melebar, wajahnya pucat. Ia merasakan dingin yang berbeda—dingin yang bukan berasal dari sihirnya, melainkan dari kegelapan yang menyusup ke dalam darahnya.Tubuhnya bergetar, namun ia masih berusaha berdiri. “Jadi… begini caramu bertahan, Adam? Atau… kaukah ini, entitas asing yang menungganginya?”Tak ada jawaban. Yang ada hanya bisikan samar dalam kepalanya, bisikan yang menusuk seperti jarum."Lepaskan. Biarkan aku mengambil alih. Hanya aku yang bisa memberi kekuatan sejati…"Kakek itu tereng
Terakhir Diperbarui : 2025-09-13 Baca selengkapnya