Seorang gadis kecil yang lemah, sambil memeluk sebuah guci abu, berjongkok di sudut gerbang sekolah.Sebuah bayangan menutupi cahaya redup, memaksanya mengangkat kepala.Dia terhuyung berdiri, tetapi kakinya mati rasa karena berjongkok dan dia jatuh ke pelukan pria muda itu.Wajah cantik itu penuh dengan godaan.“Wah, kamu begitu menyukaiku? Begitu suka sampai rela melemparkan dirimu ke pelukanku?”“Taktikmu ini, sungguh tidak perlu.”Katanya sambil jarinya menyentuh memar di dahi gadis itu.Lalu seperti kucing yang sedang marah, gadis itu menginjaknya dan bergegas pergi.Di dalam kamera, pria muda itu tampak tidak berdaya.“Kenapa kamu seperti kucing? Mencakar kalau sedang marah.”“Yanto, kamu tahu gadis kecil ini siapa?”Di luar kamera, suara Yanto saat remaja terdengar. “Sepertinya Keluarga Angeta di pojok sana, kudengar ibunya baru saja meninggal, seorang simpanan beserta putrinya pindah ke rumahnya.”“Sungguh disayangkan, orang berbakat seperti dia. Dia juara pertama lomba kompos
Baca selengkapnya