Semua Bab Bangkitnya Putri Sah: Istri Pangeran Cacat: Bab 661 - Bab 670

Mo Jing Qi menatap dingin adiknya, saudara ini jelas menjadi lebih pintar dan sulit dihadapi sejak kembali dari selatan. Jika bukan karena dia tiba-tiba tercerahkan, pasti ada orang hebat yang membimbingnya di belakang, “Apa rencanamu? Mo Xiu Yao sudah mengirim undangan kepadamu, adik Kaisar, apakah kamu berniat pergi?”Mo Jing Li tersenyum, “Undangan langsung dari Pangeran Ding, saya tentu tidak berani tidak pergi. Kakak, apa yang akan kamu berikan sebagai hadiah untuk Pewaris Pangeran Ding?”Mo Jing Qi mendengus dingin, tiba-tiba menunjukkan senyum jahat, berkata, “Adik Kaisar memang harus pergi, bagaimanapun juga Ye Li juga bukan orang asing bagimu. Apalagi dia kakak perempuan dari Permaisuri Li.”Menyebut hal ini, wajah Mo Jing Li juga menjadi buruk. Setiap kali memikirkan Ye Ying yang hanya bisa menangis, manja, dan mengeluh di kediamannya, lalu membandingkannya dengan Ye Li yang bis

Mo Xiu Yao mengangguk. “Tidak masalah, sekarang pasukan Mo masih ada ratusan ribu pasukan yang tidak sibuk. Lagipula, pasukan Mo pasti akan semakin besar di masa depan, tidak kekurangan prajurit.”Ye Li juga mengangguk, “Jika penduduk merasa tidak aman, pasukan Mo bisa terlebih dahulu membuka lahan, atau bertani bersama penduduk.” “Pasukan Mo bertani bersama penduduk biasa?”Semua orang mengernyitkan dahi, agak ragu.Xu Qing Chen mengangkat alisnya dan tersenyum. “Ide Li'er sangat bagus. Ratusan ribu pasukan sementara ini tampaknya tidak perlu bertempur, digunakan untuk bertani juga sangat baik. Dengan begitu, pasukan Mo memiliki hasil panen sendiri dan bisa mengurangi pajak rakyat.”Xu Qing Bai mengangguk dan dengan sedikit gelisah bertanya, “Lalu Li'er, apa maksudmu tentang pusat perdagangan yang tadi kamu sebutkan?”Ye Li

Meskipun Ye Ying dan Ye Li memiliki hubungan keluarga, Ye Li tidak menempatkan Mo Jing Li dan rombongannya di Kediaman Dingguo, melainkan di sebuah halaman khusus tamu di kota Ruyang.Tempat ini disiapkan khusus untuk menerima bangsawan atau utusan dari berbagai Kerajaan. Meskipun hubungan militer pasukan Mo dengan kerajaan lain tidak terlalu baik, perang bukan hal yang bisa dilakukan sembarangan, dan manusia tidak mungkin sepenuhnya tidak berkomunikasi, bukan?Halaman tamu ini tidak semewah penginapan resmi di Chu Jing, namun cukup besar dan layak, bahkan jika utusan dari Da Chu, Beirong, dan Xiling datang sekaligus, tidak perlu khawatir kekurangan tempat tinggal.Belum sempat menempatkan Mo Jing Li dan rombongannya, Pengurus Mo datang melapor, “Pangeran, Putri, Pangeran Zhen Nan Xiling datang bersama Pewarisnya, Putra Mahkota Beirong datang bersama Putri Mahkota dan Pangeran Ketujuh, serta Putri Mahkota Nanzhao juga hadir!”Mo X

Pangeran Zhe Nan yang tidak terkalahkan itu malah sering kalah dari pasukan Mo. Kalah dari Mo Liu Fang masih bisa dimaklumi, mengingat silsilah keluarga Pangeran Ding dan dan Mo Liu Fang adalah jenius. Tapi kalah dari tangan Putri Ding sendiri tidak bisa diterima akal.Seorang gadis kecil berusia belasan tahun dari keluarga terpelajar bisa mengalahkan Pangeran Zhen Nan yang telah berpengalaman dalam ratusan pertempuran, bukankah ini musuh bebuyutan?Membahas segel kerajaan, Ye Li mengerutkan dahi bertanya. “Apakah Tan Ji Zhi kali ini akan datang ke barat laut?”Mo Xiu Yao mengangguk. “Shu Man Lin masih di Ruyang, kecuali Tan Ji Zhi tidak menginginkannya lagi, dia pasti akan datang.” “Shu Man Lin?”Xu Qing Chen mengangkat alis tersenyum, dia tidak tahu kapan Gadis Suci Xinjiang itu datang ke barat laut.Ye Li tersenyum, “Saya lupa memberitahu Kakak, sebenar

Chen Yun di bawah kerumunan mengerutkan alis, dalam hal memanah dia tidak kalah dari Yun Ting, tapi menurutnya menembak tiga puluh koin dengan sepuluh anak panah dalam waktu singkat itu tidak mungkin.Koin-koin itu tergantung dengan tinggi rendah yang berbeda dan acak, sulit membayangkan menembak beberapa sekaligus. Dibandingkan dengan ‘seratus langkah menembus sasaran’, ringkat kesulitannya sudah jauh lebih tinggi.Yun Ting menatap pohon besar beberapa puluh langkah jauhnya sejenak, mendengus dingin, mengangkat tangan memasang panah, di bawah sorotan semua orang, anak panah melepaskan tali busur dan melesat ke arah koin di bawah pohon.Terdengar beberapa suara nyaring, satu koin tembaga tertusuk, kekuatan besar anak panah menghancurkan koin menjadi beberapa bagian yang jatuh ke tanah, anak panah terus melaju dan memutuskan satu benang yang menggantung koin sebelum menancap di batang pohon.  “Bagus!”Penonton di b