Samudra berbalik, meninggalkan Reno yang berdiri kaku dengan kedua tangan mengepal. Nafas pria itu memburu, wajahnya menegang antara marah dan takut. Tapi Samudra tak peduli. Ia tahu Reno masih terlalu keras kepala untuk menyesal sungguhan. Langkahnya mantap melewati koridor rumah sakit yang panjang dan sepi, sampai akhirnya tiba di depan pintu ruang rawat Dania. Ia berhenti sebentar, menarik napas dalam-dalam, lalu mendorong pintu perlahan. Di dalam, suasananya hening tapi tegang. Lampu ruangan menyala lembut, tapi hawa dingin dari pendingin udara terasa menusuk. Dania sudah sadar. Tubuhnya bersandar lemah di ranjang dengan selang infus di tangan kanan. Wajahnya pucat, tapi matanya terbuka, menatap kosong ke arah jendela yang dipenuhi titik-titik air hujan yang masih menetes. Axel berdiri di sisi lain, tangan terlipat di dada, menatap adiknya itu dengan wajah sulit ditebak, campuran antara rasa bersalah, cemas, dan marah pada diri sendiri. Ketika mendengar langkah Samudra me
Last Updated : 2025-10-08 Read more