Alvaro duduk berhadapan dengan Lyssa, tapi matanya seolah tidak benar-benar di sana. Ia mengaduk kopi terlalu lama, menatap hitam cairan itu seperti sedang mencari jawaban di dasar gelas. Lyssa menatapnya diam-diam, memperhatikan setiap gerak kecil yang tak biasanya.Biasanya, pagi mereka hangat, selalu ada canda, lelucon kecil, atau sekadar godaan manja Alvaro memanggilnya “istriku” sambil tersenyum geli. Tapi hari ini, yang ada hanya diam.“Kopimu keburu dingin,” ujar Lyssa pelan, berusaha memecah hening.Alvaro menoleh, tersenyum samar. “Oh, iya. Maaf.”Ia meneguk sedikit, tapi tetap tidak fokus.“Sejak pagi kau seperti... tidak di sini,” lanjut Lyssa dengan nada hati-hati. “Ada masalah?”Alvaro meletakkan gelas pelan di meja, lalu menatap Lyssa dalam-dalam. Wajahnya tetap lembut, tapi sorot matanya berbeda ada jarak di sana, semacam tembok tak kasat mata yang baru terbentuk.“Tidak ada apa-apa,” katanya akhirnya. “Hanya urusan kecil yang belum selesai.”“Urusan kerja?”Alvaro meng
Last Updated : 2025-10-20 Read more