All Chapters of Balas Dendam Tuan Muda Sampah: Menjadi Dokter Ilahi: Chapter 381 - Chapter 390

Melihat Ryan Wayne menerima Kuali dengan sangat senang, Martin Olaf tersenyum sangat lebar dengan kepuasan yang mendalam. Dengan tatapan seperti seorang pelayan yang setia, dia membungkuk sangat dalam dan berkata dengan tulus, "Merupakan kehormatan yang sangat besar bagi saya untuk dapat mendukung Tuan Wayne!" "Tuan Wayne," Orion York berkata sambil meminta murid-muridnya untuk menyusun kotak-kotak kayu di atas meja kopi yang besar. "Bagaimana kalau kita lihat lagi bahan-bahan berharga ini..." Dia berbicara sambil mengangguk dan membungkuk dengan sangat hormat. "Hmm? Rumput Bunga Matahari Ungu..." Ryan Wayne bergumam sambil mengamati dengan seksama. "Berumur tiga ratus tahun! Penuh dengan energi spiritual yang sangat murni! Bisa digunakan untuk memurnikan banyak pil pembersih tulang yang berkualitas tinggi!" "Kayu Meteorit Petir!" serunya lagi dengan sangat kagum. "Pada zaman prasejarah, kayu ini disambar petir berkali-kali dan langsung membatu menjadi fosil yang langka. Kayu ini

Anna Heribel ragu sejenak dengan wajah yang sangat tegang, wajah cantiknya menegang karena gugup, lalu dia menggertakkan gigi dan berkata dengan keberanian, "Ayahku menderita Stroke yang sangat parah, dan aku ingin meminta Tuan Wayne untuk memberiku pil penyembuh!" "Oh, itu mudah saja," Ryan Wayne menjawab dengan santai. "Aku berikan Pil Spiritual Api sebagai hadiah untukmu dan ayahmu!" Sebuah pil yang bercahaya keemasan menggelinding di lantai tepat di depan Anna Heribel yang terkejut. Dia merasa seperti telah menemukan harta karun yang sangat berharga. Dengan sangat terharu, dia bersujud seperti menumbuk bawang putih berulang kali, dan berkata dengan penuh rasa terima kasih yang tulus, "Tuan Wayne, jika Anda datang ke Central Sea suatu hari nanti, Keluarga Heribel saya pasti akan memperlakukan Anda sebagai tamu terhormat yang paling dihormati!" "Keluarga Mook-ku juga akan melakukan hal yang sama!" Sauron Mook cepat menambahkan dengan penuh antusias agar tidak ketinggalan. "Bai

"Bangun sekarang!" Ryan Wayne memerintahkan dengan singkat. Mendengar kata-kata Ryan Wayne yang tegas, Marie Shine segera berdiri dengan cepat. Dia meraih lengan Lily Stone dengan hati-hati, dan berkata dengan suara yang dibuat sangat lembut, "Kakak Senior, kamu sudah bekerja keras di perjalanan ini. Aku akan mengantarmu dengan senang hati!" "Kenapa kau mencoba mendekatiku dengan cara seperti itu?" Ryan Wayne memotong dengan dingin. "Sekalipun kau melakukannya dengan gigih, kau takkan bisa mengacaukan generasi dan identitas kita! Ingat, kau adalah budakku yang rendah, tidak layak menjadi muridku. Bagaimana kau bisa berani menyebut dirimu Kakak Senior?" Sebelum Lily Stone dapat mengatakan apa pun untuk membantu, kata-kata Ryan Wayne yang sangat keras telah menghancurkan harga diri Marie Shine hingga air mata mengalir deras di wajahnya. Dia berharap lebih baik mati saja daripada dihina seperti ini. ** Beberapa hari kemudian, di Portside—rumah megah Keluarga Horton. Peti mati

Rumah megah Keluarga Gun berdiri kokoh di jantung Mercat Nation, menempati area seluas lima hingga enam ratus hektar—kemewahan yang hanya bisa dimiliki oleh salah satu dari dua puluh keluarga Dragonpolis terkaya di dunia. Di sebuah ruang konferensi yang mewah, Jugram Gun—kepala keluarga berusia 45 tahun—duduk di kursi tengah dengan sikap berwibawa. Hidungnya lurus, mulutnya tegas, dan auranya memancarkan kekuasaan mutlak seorang pemimpin yang baru saja mengambil alih kendali penuh dari ayahnya yang sakit parah. Sekelompok orang paruh baya mengelilingi meja panjang, mata mereka tertuju pada layar besar yang menampilkan sesuatu yang mencengangkan—rekaman pertempuran Ryan Wayne melawan Sean Siemen di Millbrook, Dragonpolis. Ruangan itu hening. Sangat hening. Lima menit kemudian, Jugram mematikan video dan melirik sudut ruangan. Di sana, Lana Gun duduk dengan wajah pucat, air mata mengalir diam-diam di pipinya. "Lana, jangan menangis lagi." Suara Jugram terdengar lembut—sesuatu yang j

"Ryan Wayne, kamu akhirnya kembali!" Eleanor Bennett berseru dengan sangat terharu. Eleanor Bennett langsung tiba-tiba berdiri dari duduknya, berjalan dengan cepat ke arah Ryan Wayne yang berdiri di ambang pintu, menyentuh pipinya dengan lembut, dan berkata dengan raut wajah yang sangat sedih, "Lihat, kulitmu jadi kecokelatan! Apa kamu sangat lelah setelah perjalanan panjang ini?" Air mata kebahagiaan mengalir di pipi cantiknya, dan dia lupa menghapusnya karena terlalu terharu. Dia hanya menatap Ryan Wayne dengan penuh kasih sayang yang mendalam, pada wajah yang sangat dia rindukan setiap hari. "Haha, tidak apa-apa," Ryan Wayne tersenyum tipis dengan sangat lembut dan membantunya menghapus air mata dengan jempolnya, "anggap saja ini perjalanan wisata yang menyenangkan!" Pada saat ini, Eleanor Bennett tiba-tiba menyadari bahwa ada seorang wanita cantik yang mengikuti Ryan Wayne dari belakang. Wanita itu cukup tinggi, dengan lekuk tubuh yang sangat indah, kulit yang sehalus lemak