Math tidak menjawab, dia langsung duduk. Hana berbalik dan, “Agh!” dia terkejut karena tepat sekali Zian ada dibelakangnya.Math menoleh, “Kau!” deliknya.“Bukan salahku, dia yang merobek bajuku tadi,” kata Zian, lagi-lagi menunjukkan sikap yang kasihan.“Matty!” Hana greget sendiri, padahal dia berniat menyuruhnya pergi setelah makan, “emm, kita ganti baju dulu,” kata Hana merasa tidak enak, dia tidak ingin melihat Zian berkeliaran seperti itu. Radon spontan menutup mata Lilian.“Sayang!” protes Math.“Diam, kamu benar-benar gak bisa dipercaya. Kalau seperti ini, aku lebih baik pergi saja!” Hana jadi mengancam, dia ingin masalah cepat selesai, tapi ini sepertinya berada di labirin yang terus berputar-putar.“Ng–nggak sayang, jangan seperti itu. Maafkan aku, sayang! Math langsung bergerak saat Hana membantu memapah Zian ke kamar mereka. Selama dipegang Hana, suhu tangannya saja sudah membuatnya menelan air liur. Zian benar-benar lapar dan haus. Dia ingin sekali menerkam Hana kalau sa
Last Updated : 2025-10-25 Read more