Math mencengkram pinggangnya karena Hana tidak menggubrisnya, “Argh!” Hana meliriknya, “maaf, aku lupa mengisi daya baterai,” ucapannya jadi tidak nyambung.Math hampir gila dibuatnya. Dia yang pertama melakukannya. Sudah semakin kesal dan Math hanya bisa menarik wajahnya kembali, melumat bibirnya lagi.“Berani sekali kau melamun padahal jelas-jelas aku masih ada disini,” wajah Hana dicengkeram kuat olehnya.“Maaf aku nggak sengaja,” jawaban yang membuat Math semakin geram, “Aw! Sakit, Matty!” dengus Hana akhirnya, bibirnya benar-benar digigit lagi oleh Math hingga berdarah.“Kau ingin aku temani saat menandatangani surat cerainya?” Math sudah menginginkan Hana menjadi miliknya.Telinga Radon bergerak, dia melirik tuannya dari kaca spion. Mobil sudah berhenti tepat di kediaman Sanjaya.“Ng–nggak perlu. Aku bisa menanganinya sendiri. Kamu nggak perlu khawatir,” tukasnya, ekor mata Hana sedang bergerak gelisah. Dia tahu, Matty sedang menangih kesepakatan yang mereka buat.“Jadi, kau bil
Last Updated : 2025-09-15 Read more