“Aw!” Hana kaget lagi, sekarang bibirnya digigit Math karena dia gemas.“Berani sekali kau melamun saat berada diatas tubuhku, hah!” Hana memegangi bibirnya yang digigit Math.“Ini kesepakatannya, aku mau mencicipimu seutuhnya. Bukankah ini juga sama saja, kau tidak perlu peduli lagi dengan suamimu. Dia pasti juga sedang bersenang-senang kan?!” Math sedang memengaruhi, padahal dia penasaran dengan rasanya.Math bisa saja langsung memaksa, tapi entah kenapa dengan Hana dia tidak ingin melakukan itu. Apalagi, dia melihat Hana menangis. Math bukan orang yang gampang terpengaruh dengan bujuk air mata, ini hanya pengecualian untuk Hana.“Kalau dia punya kekasih, memangnya kau tidak bisa, hah?” Hana menatap wajah Math. Benar-benar memperhatikannya.Wajah yang tampan dengan karismatik seorang laki-laki gagah. Sulit akan dikatakan kalau wanita tidak akan ngiler atau tertarik dengan dia. Namun, Hana berpikir kembali, suaminya boleh saja memperlakukan dia seperti itu, tapi bukan berarti dia jad
Terakhir Diperbarui : 2025-09-10 Baca selengkapnya