Hati Saskia bergetar pelan.Belakangan ini, dia bisa merasakan ketertarikan Bayu padanya. Pria itu tampan, hangat, penuh karisma, punya visi dan yang terpenting—hidupnya sederhana, bersih tanpa bayang-bayang masa lalu.Saskia sendiri tak menampik, ada sedikit rasa suka di hatinya untuk Bayu. Karena itulah, ketika pria itu datang membantu, dia pun mengikuti alurnya, berakting di depan Bagas.Namun luka lama terlalu dalam. Rasa suka yang samar itu, belum cukup kuat membuatnya benar-benar berani melangkah ke hubungan baru. Justru kini, dia lebih menikmati kebebasan dalam hidupnya sendiri.“Kamu orangnya baik, tapi aku...”“Eh, jangan-jangan!” Bayu buru-buru memotong dengan senyum getir.“Jangan pakai istilah itu.”Ada seulas kecewa di matanya, tapi lebih banyak rasa sayang dan pengertian.“Saskia, aku tahu hidupmu nggak mudah. Aku mengerti semuanya. Lebih baik, kita berteman dulu. Asal kamu bahagia, itu sudah cukup bagiku.”Saskia menunduk, lalu mengangguk pelan.Beberapa waktu kemudian,
Read more