Arumi dan Dayandra terlarut dalam hangatnya air mandi berdua, suasana penuh gairah itu membuat waktu seakan berhenti. Romantisme mereka begitu pekat hingga Arumi sejenak lupa bahwa dirinya hanyalah istri kontrak Dayandra. Di balik tatapannya yang teduh ke cermin, hatinya bergemuruh dengan keraguan yang menggerogoti, “Bagaimana kalau aku hamil? Apa yang akan terjadi nanti?” pikirnya dengan getir.Tiba-tiba, tangan Dayandra mengelus pinggangnya dari belakang, suaranya rendah namun penuh perhatian, “Apa yang kau pikirkan, Arumi?”Arumi memaksakan senyum yang rapuh. “Gak ada, Mas.”Dayandra melepaskan pelukannya, menatap dalam mata Arumi, lalu berkata sambil tersenyum menggoda, “Aku lapar. Mau makan di luar?”“Boleh,” jawab Arumi dengan nada pasrah.Beberapa jam kemudian, mereka melangkah keluar kamar, tapi bukan tanpa pengawasan. Corla berdiri dengan sorot mata dingin dan senyum sinis yang menyembunyikan badai.“Dayandra, Tante ingin bicara,” suara Corla manis tapi beracun menusuk ke tel
Terakhir Diperbarui : 2025-10-10 Baca selengkapnya