Wajah Nayla tiba-tiba memanas, merasa canggung dan malu.Sungguh memalukan.Melihat ekspresi malunya, Simon pun terkekeh, "Baiklah, aku nggak akan godain kamu lagi, cepat makan. Kamu lelah seharian, setelah makan, mandi, lalu istirahat yang baik."Kelembutan Simon yang seperti biasa, hampir membuat Nayla lupa akan sosok Simon yang dulu sedingin es."Baik." Nayla mengangguk patuh.Nayla memang harus beristirahat dengan baik....Malam itu, Nayla tidur nyenyak dan lebih awal.Dia baru bangun keesokan harinya saat siang.Setelah turun, Bibi Dila memberinya semangkuk sup tonik lagi, sesuai perintah Simon.Bibi Dila berkata sambil tersenyum lebar, "Pak Simon sangat baik pada Nyonya, sungguh bikin iri, sampai-sampai aku yang sudah tua ini ingin pacaran lagi."Nayla terkekeh, "Bibi Dila pintar bercanda."Bibi Dila berkata dengan tulus, "Ini bukan bercanda. Ini pertama kalinya aku lihat Pak Simon sebaik ini pada seorang wanita. Aku ingat dulu saat Pak Simon masih di Keluarga Jatmiko, dia sanga
Ler mais