"Kebetulan aku ada urusan bisnis di sini, dan kebetulan juga menginap di tempat ini." Hans berjalan ke depan Nayla, matanya memancarkan kelembutan yang tidak terpisahkan.Cia melihat Hans dan dalam hati langsung berseru bahwa pria ini sangat tampan.Dia melihat mereka berdua. Instingnya mengatakan hubungan keduanya tidak biasa, jadi dia dengan bijak berjalan ke samping menunggu Nayla.Toh, dia tidak yakin apa hubungan mereka, dan tidak nyaman meninggalkan Nayla sendirian di sana."Nayla." Hans melihat ekspresi dingin Nayla, mengulurkan tangan ingin menariknya.Nayla dengan sigap menghindar, dan mundur dua langkah, menciptakan jarak aman.Lalu dengan tatapan dingin, Nayla berucap tanpa basa-basi, "Jangan sentuh-sentuh aku, kita nggak akrab."Hans tersenyum tidak berdaya, berkata seperti menyerah, "Nayla, aku akui aku benaran dikalahkan olehmu, aku menyerah. Tenangkan dirimu, mari kita berbaikan, oke?"Nayla tiba-tiba malas bicara dengan Hans, pria ini sungguh sombong dan merasa benar se
Read more