Ciuman itu bukan sekadar godaan. Ada dorongan, ada penegasan, ada sesuatu yang tak bisa mereka sembunyikan lagi.Senian merasakan bagaimana Nathan bergetar, seolah menahan sesuatu yang lebih besar daripada sekadar keberanian mencium. Dan di sisi lain, dirinya pun kehilangan kendali, membiarkan permainan yang tadinya hanya berupa godaan berbalik menjadi kenyataan.Ketika akhirnya Nathan melepaskan bibirnya, napas mereka sama-sama tersengal. Keduanya terdiam, saling menatap dari jarak terlalu dekat.“Senian…” suara Nathan serak, penuh emosi yang tak tersampaikan.“Kalau kamu terus menggoda seperti tadi, aku tidak akan bisa menahan diri lagi.”Detik berikutnya, ketegangan itu seolah pecah. Nathan tertawa kecil, namun tawanya dipenuhi nada berat, seperti pria yang akhirnya menyerah pada keinginannya sendiri.“Aku… belum siap,” lanjut Senian, menunduk sedikit.Nathan terdiam sejenak, lalu mengangguk perlahan. “Aku mengerti,” katanya lembut.Nathan mengusap pipinya pelan lalu beralih ke bib
Terakhir Diperbarui : 2025-10-10 Baca selengkapnya