Detik-detik terus berjalan, dan kegelisahan semakin menebal.Tamu undangan mulai berdatangan, mobil-mobil mewah berhenti di halaman, suara salam dan tawa memenuhi udara. Aula pernikahan sudah dihias indah, kursi-kursi penuh dengan orang-orang terhormat yang menunggu acara dimulai. Tapi satu hal yang tidak ada, pengantin wanitanya.Bisik-bisik mulai terdengar di antara tamu.“Kenapa belum dimulai?”“Apakah terjadi sesuatu?”“Mana mempelainya?”Setiap bisikan itu menusuk telinga keluarga, membuat wajah Andrian semakin gelap.Dan di tengah semua kegaduhan itu, Yuilan kembali menunduk, menggenggam tangan Camila erat, seakan ikut merasakan kesedihan. Padahal itu senyum samar yang tertahan, ia tahu semua ini adalah awal dari rencana panjang yang hanya dia sendiri yang pahami.Camila tampak gelisah, mondar-mandir dengan wajah tegang.Sementara itu, di ruang keluarga besar, Andrian menggebrak meja dengan tangan gemetar. Wajahnya merah padam menahan marah.“Anak kurang ajar!” teriaknya lantang
Last Updated : 2025-09-14 Read more