Nia yang mengenakan gaun putih polos berdiri tidak jauh dari Farel. Tubuhnya tampak lemah.Dia bukan Alisa.Sebelum Farel sempat bereaksi, Nia sudah memeluknya.Melihat Nia memeluknya, tubuh Farel menegang sesaat.Dia dengan tenang mendorong gadis itu menjauh, lalu bertanya dengan suara lembut, "Kenapa kamu ada di sini?"Nia mendongak, tatapannya berbinar penuh harap. "Aku menanyakan jadwal penerbanganmu pada Andi dan sengaja datang menjemputmu," jawab Nia.Nia menggigit bibirnya, menampilkan ekspresi sedih dan bertanya, "Kak Farel, kamu nggak senang melihatku?""Bukan begitu," jawab Farel. Dia mengangkat tangan untuk merapikan kancing dan menghindari sentuhan tangan Nia. "Angin di sini kencang. Kamu baru keluar rumah sakit, jangan sampai masuk angin," lanjut Farel."Berkat tim medis yang kamu sediakan di sanatorium, tubuhku sudah sehat," ucap Nia.Nia berputar sekali, rok putihnya mengembang seperti kelopak bunga.Dia lalu menarik ujung lengan jas Farel dan berkata, "Kak Farel, kalau
Read more