Short
Ternyata Jodoh Selalu di Sampingku

Ternyata Jodoh Selalu di Sampingku

Oleh:  LiliaTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
22Bab
9Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Tiga tahun lalu, aku menjebak seorang tokoh besar dari kalangan elite Kota Persy dengan obat. Kami melewati malam penuh kegilaan. Setelah itu, dia bukannya menghukumku, tetapi justru menggenggam pinggangku dengat erat, terus menabrakku hingga kakiku lemas, dan berulang kali memanggilku, "Putri Kecil." Saat aku memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaan kepada Farel, Nia Candra, cinta pertamanya, tiba-tiba kembali. Demi Nia, Farel rela membiarkanku ditabrak mobil. Dia menyaksikan peninggalan terakhir ibuku dilemparkan ke anjing jalanan, dan bahkan membuatku masuk penjara. Namun, ketika aku benar-benar menyerah dan terbang ke Kota Appia untuk menikah dengan orang lain, Farel mencari ke seluruh Kota Persy hanya untuk menemukanku.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Di depan orang lain, aku adalah putri kecil Keluarga Elio yang ceria dan bersemangat, sementara Farel adalah sosok bos di kalangan elit Kota Persy yang disiplin, dingin, dan sangat terkendali.

Namun, setiap malam, Farel selalu menggenggam pinggangku, membuat lututku lemas, sambil berulang kali memanggilku, "Putri Kecil."

Akan tetapi, dia tidak tahu, dua minggu lagi aku akan menikah dengan orang lain.

Seprai masih hangat dan lembap saat aku berbaring mengatur napas, sementara Farel sudah bangkit dan mulai mengenakan pakaian.

Aku menoleh ke samping, melihat jari-jari panjangnya merapikan kancing kemeja.

"Kamu nggak tinggal di sini malam ini?" tanyaku.

"Ada rapat di kantor," jawabnya tanpa menoleh. "Bersikaplah manis."

Kata-kata itu lagi.

Aku duduk, seprai pun tergelincir dari tubuhku.

Gerakan Farel berhenti sesaat, lalu dia melanjutkan mengikat dasinya.

"Farel."

"Hm?"

"Nggak apa-apa."

Dia menoleh, menunduk, dan mencium dahiku. "Aku pergi dulu."

Begitu pintu tertutup, aku mengambil ponsel dan menekan nomor yang sudah tidak asing lagi.

"Ayah, aku setuju untuk menikah. Dua minggu lagi, aku akan menikah dengan pewaris Keluarga Fathir di Kota Appia yang nyaris sekarat, tapi aku punya satu syarat."

Orang di ujung telepon terdengar girang, "Oke! Katakan! Apa pun syaratnya, aku akan langsung setuju!"

"Kita bahas nanti saat bertemu."

Aku menutup telepon dan menatap tablet cadangan milik Farel yang ada di meja samping tempat tidur.

Layar menyala, menampilkan pesan baru.

Pengirimnya adalah Nia.

[Kak Farel, terima kasih sudah menemaniku ke rumah sakit hari ini. Dokter bilang aku sudah pulih dengan baik, semua berkat perhatianmu. Besok aku ingin nonton film bersamamu, seperti dulu.]

Di bawahnya ada emoji cium.

Aku menatap pesan itu, jari-jariku sedikit bergetar.

Farel tidak pernah menemaniku ke rumah sakit, bahkan saat aku patah tulang rusuk saat latihan berkuda dulu.

Aku mengenakan pakaian dan diam-diam mengikuti mobil Farel.

Di depan sebuah restoran Michelin, Farel turun dari mobil.

Dari kejauhan, aku melihatnya mendekati seorang gadis berbaju putih.

Nia.

Dia tampak lebih kurus dari foto dan Farel mengulurkan tangan merapikan rambut Nia yang berantakan ditiup angin, gerakannya lembut seolah menyentuh porselen yang mudah pecah.

Selain di ranjang, aku tak pernah melihatnya menunjukkan ekspresi lembut seperti itu.

Tiga tahun lalu, saat ayah menitipkanku pada Farel, melihat wajahnya yang tampan dan dingin, kakiku gemetaran tak karuan.

"Alisa perlu belajar aturan keluarga," kata ayahku kepada Farel. "Dia terlalu liar, hanya kamu yang bisa mengendalikannya."

Waktu itu aku berusia sembilan belas tahun, baru pulang dari sekolah asrama, penuh pemberontakan, tak mau menurut siapa pun.

Banyak pria ingin menaklukkanku dan aku pikir Farel hanyalah salah satunya.

Namun, aku ingin menaklukkannya lebih dulu.

Pertemuan pertama, aku sengaja mengenakan rok super pendek ke kantornya.

Farel duduk di belakang meja, bahkan tak mengangkat kelopak matanya.

"Rapatkan kakimu, Alisa."

"Kenapa?"

"Karena caramu duduk membuat orang mengira Keluarga Elio nggak berpendidikan."

Aku sengaja mengangkat sedikit rokku. "Kalau sekarang bagaimana?"

Farel menatapku dari balik kacamata emasnya, sorot matanya dingin. "Keluar."

Beberapa bulan berikutnya, aku melakukan segala cara untuk memprovokasinya.

Menaruh catatan kecil di dokumennya, sengaja mengacaukan proyek bisnisnya, bahkan pernah menaruh obat pencahar ke wiski miliknya.

Farel selalu dengan tenang membereskan kekacauan yang kulakukan, lalu berkata dengan nada mengajari anak kecil, "Alisa, kamu memang pintar, tapi kepintaran harus digunakan di tempat yang benar."

Sampai suatu malam.

Aku menaruh obat di minumannya untuk melihat seperti apa Farel ketika kehilangan kontrol.

Tak kusangka, saat obat itu bekerja, aku juga berada di ruangan itu.

Farel menggenggam pergelangan tanganku, napasnya berat. "Apa yang kamu masukkan ke minumanku?"

"Kamu seharusnya sudah bisa menebaknya, 'kan?" Aku menatap matanya. "Mau coba sama-sama?"

Malam itu mengubah segalanya.

Keesokan paginya, Farel sudah berpakaian rapi.

Kupikir dia akan marah besar dan mengembalikanku ke ayahku, jadi aku berkata, "Farel, aku ...."

"Putri Kecil." Dia membelai pipiku dengan lembut. "Ini rahasia kita."

Putri Kecil.

Justru panggilan itu membuatku benar-benar jatuh hati.

Selama dua tahun berikutnya, kami menjalani hubungan yang aneh seperti ini.

Siang hari, dia tetap Farel yang tenang dan rasional, tetapi malam harinya, dia memanggilku Putri Kecil di telingaku, membuatku lemas karena gairahnya.

Aku kira dia mencintaiku.

Hingga suatu tahun, pada hari ulang tahunku.

Aku sudah menyiapkan segalanya dengan sempurna, mengenakan gaun tercantik, dan memesan restoran tempat kami pertama kali bertemu.

Aku sudah memutuskan untuk mengatakan padanya bahwa aku mencintainya dan bahwa aku ingin bersamanya, tidak peduli apa pun konsekuensinya.

Namun, Farel tidak datang.

Aku duduk sendirian di restoran selama tiga jam, sampai para pelayan mulai menatapku dengan rasa kasihan.

Keesokan harinya, foto Farel menjemput wanita lain di bandara beredar luas di internet.

Di foto itu, Nia bersandar di lengan Farel, keduanya tampak begitu intim seperti sepasang kekasih.

Ternyata dia sepenuhnya melupakan ulang tahunku, demi menjemput wanita lain.

Aku tersenyum getir dan minum sampai mabuk. Aku ingin bertanya pada Farel, apa arti diriku di matanya? Hanya teman tidur? Atau sekadar alat?

Namun, aku tak punya keberanian.

Aku terlalu kesepian, terlalu tergantung pada kehangatan yang dia berikan.

Aku takut jika aku menyingkap semuanya, dia justru akan meninggalkanku.

Aku menemukan foto Nia di ruang kerja Farel, malam itu, semua foto itu kuhancurkan.

Namun, ketika Farel pulang dan melihat rumah berantakan, dia bahkan tidak mengerutkan kening. Dia hanya menyuruh pelayan merapikan semuanya dan merawatku, lalu berjalan melewatiku begitu saja.

Saat itu aku akhirnya mengerti. Farel adalah pewaris Keluarga Keano, terlalu tinggi untuk dijangkau, dingin dan penuh wibawa.

Kesabarannya padaku sebenarnya hanyalah karena dia merasa tak perlu mempermasalahkanku.

Sejak saat itu, dia masih memanggilku Putri Kecil di ranjang, seolah tak ada yang berubah.

Hanya saja, hatiku sudah mati.

Di luar restoran, Farel membukakan pintu mobil untuk Nia, mereka berbincang dengan akrab.

Aku mengalihkan pandanganku, kemudian menyetir pulang ke rumah Keluarga Elio.

Di ruang tamu, ayahku dan ibu tiriku, Rara, sedang menonton TV.

Begitu melihatku masuk, ayahku langsung mematikan televisi.

"Katakan. Apa syaratmu agar kamu setuju untuk menikah?"

Aku duduk di sofa. "Aku ingin memutus hubungan ayah-anak denganmu."

Ekspresi ayahku menjadi kaku. "Apa katamu?"

Rara, yang berdiri di dekatnya, matanya berbinar ketika mendengarku mengatakan ini.

"Aku bilang, aku setuju menikah dengan pewaris Keluarga Fathir yang sekarat, tapi sebagai gantinya, kita putus hubungan. Mulai sekarang, aku bukan lagi anak Keluarga Elio. Kamu bisa saja membawa pulang simpananmu dan anak harammu dengan terang-terangan. Sejak kamu merencanakan kecelakaan mobil yang membunuh ibuku, aku nggak ingin menganggapmu sebagai ayah lagi!"

Ekspresi ayahku langsung berubah pucat dan tegang. "Aku sudah bilang, kecelakaan itu murni kebetulan!"

Aku menatap matanya, sambil tersenyum sinis. "Kebetulan atau nggak, dia meninggal saat melihatmu berselingkuh dengan Rara. Ayah, jangan pura-pura peduli padaku lagi. Lima bulan terakhir kamu berusaha menjualku ke Keluarga Fathir, bukan untukku, tapi supaya simpananmu bisa masuk Keluarga Elio dan anak harammu bisa memakai marga Elio, 'kan?"

Abbas tiba-tiba berdiri. "Alisa, kamu ingin memutus hubungan 'kan? Oke! Mulai besok, kamu bukan lagi anakku!"

"Setuju." Aku berbalik dan naik ke lantai atas. "Oh ya, jangan lupa beri tahu mereka, calon pasangan pernikahan mereka bukan lagi putri Keluarga Elio, tapi seorang gadis yatim piatu. Tanyakan apa mereka masih bersedia membayar harga yang sama."

Setibanya di kamar, aku menutup pintu dan akhirnya menanggalkan semua topengku.

Air mata mengalir deras. Aku meringkuk di tempat tidur seperti hewan kecil yang terluka.

Farel, tahukah kamu?

Agar bisa benar-benar meninggalkanmu, aku bahkan melepaskan sandaran terakhirku.

Keesokan paginya, suara barang-barang dipindahkan terdengar dari lantai bawah.

Aku bangun dan turun, berjalan ke sudut tangga.

Sosok yang sangat familier berdiri di sana.

Nia.

Sekejap, darahku seakan membeku.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
22 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status