Lahat ng Kabanata ng Istri Kedua Kesayangan Suamiku: Kabanata 11 - Kabanata 20

"Sayang,bagaimana urusan mu dengan pria itu?"Jihan mengalihkan pembicaraan dengan cepat begitu melihat Nathan menatap mereka dengan rasa penasaran. "Dia sudah pergi. Entah dari mana Kirana mendapatkan uang untuk membayar pengacara." Nathan mendekati Jihan dan ibunya yang sedang duduk di samping putra kecilnya.Nathan mendekat dan duduk di samping Jihan. Pria itu menatap wajah putra kecilnya cukup dalam. Nathan juga menyadari jika wajah putranya sama sekali tidak memiliki kemiripan dengan dirinya.Tapi dia tidak mempermasalahkan hal itu. Claudia menggenggam tanganputranya. "Nathan,kenapa kamu menolak untuk bercerai?Kamu sudah memiliki Jihan dan dia juga sudah memberimu seorang putra.Keluarga kalian sudah lengkap.Sementara Kirana tidak bisa memberikan semua itu." Claudia menatap wajah putranya dengan rasa penasaran. Claudia juga tidak tahu kenapa putranya menolak untuk bercerai. "Nathan punya alasan bu,jangan pernah bertanya kepada ku tentang masalah ini lagi. "Nathan beran

Di satu sisi,Jihan sudah tiba di dalam kamarnya. Wanita itu langsung menggendong bayinya.Detik itu juga tangisan bayinya berhenti.Claudia tersenyum melihat hal itu. "Putra mu lapar nak."Claudia mendekati menantu kesayangannya. "Iya bu."Jihan tersenyum tipis. "Jangan terlalu banyak pikiran sayang. Ibu akan menyelesaikan semuanya.Ibu pasti membuatnya pergi.Kita sudah melakukannya sampai sejauh ini. Maka kita harus menyelesaikan semuanya sampai selesai. "Ucap Claudia menepuk bahu Jihan. Jihan tersenyum bahagia ketika melihat bagaimana mertuanya begitu mendukungnya.Selama dia mendapatkan dukungan dari ibu mertuanya maka semuanya akan baik-baik saja. "Terima kasih bu." "Jangan sungkan sayang. Kamu akan menjadi menantuku satu satunya. " "Iya bu."Jihan tersenyum bahagia mendengar ucapan dari ibu mertuanya. Claudia meninggalkan kamar utama dan memberikan waktu untuk Jihan beristirahat.Sementara Claudia menuju ke kamar Kirana.Tanpa mengetuk pintu,Claudia masuk begitu saja.

Ke esokan paginya.. Claudia terus saja mengawasi Kirana. Di sisi lain Nathan sudah bersiap untuk berangkat ke kantor. Bahkan kini pria itu sudah selesai sarapan. Di lantai atas,Kirana hanya menatap kepergian suaminya.Wanita itu hanya memandang dari kejauhan. Kirana terus memandang mobil Nathan hingga mobil tersebut menghilang dari pandangannya.Setelah beberapa menit kemudian, Kirana berjalan keluar dari kamarnya dan menuju ke dapur. Tanpa Kirana sadari jika ibu mertuanya tengah mengawasi dirinya. Wanita paruh baya itu jelas punya tujuan hingga dia melakukan hal itu. Baru beberapa langkah,Kirana menghentikan langkahnya.Kirana mengangkat telepon dari seseorang, semua itu tidak luput dari pandangan ibu mertuanya. Kirana mengurungkan niatnya untuk masuk ke dapur,wanita itu kembali ke dalam kamarnya.Tidak berselang lama kemudian,Kirana kembali meninggalkan kamarnya dengan pakaian rapi dan tidak lupa juga tas yang selalu ia pakai setiap kali ia keluar rumah. Begitu Kirana

Jihan tersenyum tipis.. "Kirana di kurung oleh Nathan. " Jihan sedikit terkejut dengan hal itu. Dia tidak menyangka jika Nathan akan melakukan hal itu. Kirana berdiri di belakang pintu sambil memukul pintu dan berteriak memanggil Nathan. Selama lima belas menit dia melakukan hal itu tapi tidak ada jawaban dari Nathan.Kirana mulai menyerah dan memilih diam. Kirana berjalan ke atas tempat tidurnya dan berbaring.Kirana hanya bisa beristigfar di dalam hatinya. Di satu sisi, Nathan membuka lacinya dan menatap foto pernikahannya dengan Kirana. Ada perasaan kecewa yang terlihat di mata Nathan ketika menatap foto pernikahannya dengan Kirana. Tatapannya masih terlihat adanya sebuah cinta. Tapi entah mengapa dia mengkhianati Kirana. Semua itu hanya di ketahui oleh Nathan sendiri. "Kamu mengkhianati ku Kirana?Apa kamu sedang membalas apa yang aku lakukan kepada mu?"Batin Nathan meletakkan foto tersebut. Tok... Begitu mendengar ketukan pintu,Nathan dengan menutup laci mejanya

Ana mendekat dan menepuk pundak Kirana dan tersenyum tipis. "Saya akan mendukung anda apa pun yang terjadi." "Terima kasih ana.Kamu selalu menjadi orang pertama yang selalu mendukungku." Kirana tersenyum tipis dan melangkahkan kakinya menuju ke meja makan. "Berikan pesta penyambutan untuk ku."Kirana menoleh kepada Ana. "Siap bu Kirana." Satu hari berlalu... Nathan baru saja tiba di kantor. Pria itu melangkah masuk dan mendapati rekan kerjanya tengah membicarakan sesuatu.Nathan mendekat dan bergabung bersama dengan rekan kerjanya. "Kamu ketinggalan informasi Nathan. "Ucap salah satu rekan kerja Nathan begitu melihat Nathan bergabung bersama dengan mereka. "Informasi tentang apa?" Nathan hanya menanggapinya dengan santai. "Malam ini perusahaan mengadakan sebuah pesta."Jawab rekan kerjanya. "Bukan cuman itu saja,aku dengar jika pemilik perusahaan yang sebenarnya akan mengambil alih perusahaan. " Informasi satu ini membuat Nathan sedikit penasaran tapi dia tida