Sejujurnya, kebohongan Dimas itu bukan hanya payah, tapi penuh celah menganga.Sinyal di koridor rumah sakit memang buruk, tapi kamar VIP kelas atas dilengkapi Wi-Fi. Jika dia benar-benar butuh internet, cukup masuk ke kamar samping ruang operasi, sambungkan ponsel, dan selesai. Tak perlu repot-repot turun ke bawah.Dan lagi, orang asing pun tetaplah manusia, bukan monster tak berperasaan. Negara mana pun yang masih menjunjung nilai kemanusiaan, tak mungkin memaksa seorang pria meninggalkan istrinya yang sedang melahirkan, hanya demi menghadiri rapat.Apalagi Krosvia, sebuah negara maju yang justru sangat menjunjung tinggi arti keluarga. Hal semacam itu jelas mustahil.Viktor mendengarkan semua kebohongan itu dengan wajah tenang. Padahal, dalam satu detik, tangannya hampir terangkat untuk menghantam bajingan itu.Namun dia menahan diri.Pukulan itu akan tetap dia layangkan—hanya saja, bukan sekarang.“Kak, aku sadar betul kesalahanku. Kalau mau pukul atau marah, aku siap menerima semua
Read more