Short
Romantisme yang Menikam dari Belakang

Romantisme yang Menikam dari Belakang

By:  TimmyCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
24Chapters
17views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

“Bu Fiona… usia kehamilan Ibu sudah enam bulan. Bayi sudah terbentuk sempurna… Ibu yakin ingin menggugurkannya? Kami sangat menyarankan agar prosedur aborsi tidak dilakukan,” kata dokter, raut wajahnya penuh keraguan. Fiona Darmawan secara refleks memegang perutnya yang kini mulai membesar. Enam bulan… bayinya kini sudah menjadi satu dengan dirinya. Dari sebesar biji beras, kini tumbuh menjadi sosok kecil yang nyata di dalam rahimnya… Jika bukan karena putus asa yang begitu besar, ibu mana yang tega mengakhiri nyawa anak yang hampir lahir ke dunia? Keheningan menyelimuti ruangan, begitu pekat hingga terasa sesak. Fiona menarik napas panjang, menenangkan hatinya yang bergejolak, kemudian menjawab dengan suara tegas dan penuh kepastian, “Aku yakin.”

View More

Chapter 1

Bab 1

“Bu Fiona, kehamilan Ibu sudah menginjak usia enam bulan. Kondisi janinnya sudah cukup matang… Ibu yakin ingin menggugurkannya? Rumah sakit sungguh tidak menyarankan tindakan ini,” kata dokter dengan ragu.

Fiona menatap perutnya yang membesar, lalu menutupinya dengan tangan. Enam bulan—yang dulu sekecil biji beras kini sudah menjadi nyawa kecil yang berdenyut di dalam dirinya.

Siapa sanggup melepaskannya jika bukan karena benar-benar sudah putus asa?

Setelah hening yang menusuk, Fiona menarik napas panjang. Suaranya tegas ketika menjawab, “Aku yakin.”

'Maafkan Ibu, Nak… Ibu tidak bisa melahirkanmu seperti ini…'

'Ibu ingin kamu lahir dengan cinta. Bukan lahir ke dunia yang penuh kebohongan dan kebencian.'

Keluar dari rumah sakit, Fiona menengadah.

Di seberang mal, layar elektronik raksasa memutar ulang konferensi pers Anggara Vision Group semalam. Wajah Dimas Anggara muncul di layar, sempurna dalam setelan jas haute couture, dingin dan berwibawa.

Seorang wartawan muda bertanya, “Pak Dimas, Anggara Vision Group merupakan raksasa di bidang elektronik dan perhiasan. Tapi kenapa sekarang merambah bisnis industri ibu & anak?”

Dimas tersenyum tipis.

“Karena istri saya sedang hamil. Saya tidak percaya begitu saja pada produk-produk yang ada di luaran.”

Di samping Fiona, dua gadis berbisik kagum dan berlebihan.

“Wah, Pak Dimas baik banget sama istrinya! Kalau keluarga lain mungkin kasih mobil, nah Pak Dimas langsung kasih satu paket industri ibu & anak!”

“Dengar-dengar waktu melamar, Pak Dimas janji tidak akan berubah dan memanjakan Bu Fiona seperti putri. Jadi di setiap ulang tahun, dia selalu beri hadiah mahkota dan sepatu berlian. Nggak main-main loh, dia bahkan pernah beliin pulau dan bangun kastil cuma buat ulang tahun Bu Fiona!”

Fiona tersenyum pahit mendengar itu. Janji yang dulu terucap—tak berubah, katanya. Padahal Dimas… sudah berubah.

Ponsel Fiona bergetar. Nomor asing. Sebuah pesan.

[Hai Bumil… coba tebak suamimu sekarang ada di mana?]

Di bawahnya ada foto. Sekilas dia tahu, itu parkir bawah tanah Anggara Vision Group.

Sebuah jebakan!

Fiona tahu itu. Namun ada saatnya ketika naluri memilih melangkah meski bahaya mengintai.

Dengan napas tertahan dia menyalakan mobil dan melaju ke sana.

Di parkiran remang, sebuah Maybach hitam berguncang. Di dalamnya tampak adegan yang tak perlu dia lihat—dua orang, gerak tak senonoh, jendela terbuka. Sepasang kaki menjulur keluar, stocking-nya sobek. Saat ini, sebuah tangan besar mencuat keluar, merengkuh kakinya itu.

Suara Erika manja terdengar dari dalam, “Ah… Tuan, pelan sedikit, aku nggak kuat…”

Lampu parkir memantulkan sesuatu yang membuatnya menahan napas, cincin kawin Dimas. Desainnya istimewa. Cincin yang dulu dirancang sendiri oleh Fiona kini melingkar di jari yang sedang merengkuh kaki Erika.

Tangan itu. Dia tahu betul tangan itu. Tangan yang dulu menyematkan cincin pada jarinya, tangan yang pernah memasakkan makan malam, yang setiap malam memeluknya hingga tertidur, yang setiap pagi menunduk memberi ciuman...

"Tuan hebat banget... Aku nggak tahan. Ampunilah aku ini..." Erika mendesah, godaan mengalun. Bunyi itu memutus alur kenangan Fiona. Refleks, dia menyentuh wajahnya, barulah dia sadar air mata sudah mengalir deras.

Foto dan pesan itu pasti dari Erika. Motifnya jelas, mengatur adegan, memancing Fiona datang melabrak dengan perut membesar, sehingga tragedi kehilangan dua nyawa bisa terjadi, Fiona dan bayinya mati. Dengan begitu, Erika menggantikan posisinya menjadi “nyonya rumah” yang sah.

Rencana yang rapi di atas kertas. Namun Fiona tak mau memerankan sandiwara itu.

Dia kembali ke mobil, diam beberapa saat... lalu menekan tombol panggil.

Dimas mengangkat, suaranya terkejut, tapi suaranya agak tidak stabil.

“Fiona, aku sedang rapat, nggak enak bicara sekarang. Nanti aku telepon...”

Fiona memotong dingin, suaranya sekuat batu.

“Sepuluh menit lagi pulang ke rumah. Kalau nggak, jangan harap bisa melihatku lagi.”
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
24 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status