Library

Maghanap

Home / Romansa / Sayang, Aku Hanya Asal Omong! / Kabanata 31 - Kabanata 40

Lahat ng Kabanata ng Sayang, Aku Hanya Asal Omong!: Kabanata 31 - Kabanata 40

100 Kabanata

Bab 31

Jika memang begitu, sikapnya yang menutup diri dan bersembunyi selama ini menjadi masuk akal.Dia tidak ingin anak dari Davin. Dia ingin aborsi.Yovita terus merintih. Kedua tangannya mencengkeram selimut sekuat tenaga, urat di punggung tangannya menonjol, kulit keringnya merekah hingga darah kembali merembes keluar.Air matanya mengalir, dadanya seperti ditusuk ribuan jarum.Tangannya yang menggenggam selimut tampak seperti seseorang yang memegang erat sepotong kayu di tengah laut."Yovita!" panggil Alex dengan keras. Dia meraih tangan Yovita yang terluka, berusaha melepaskannya dari selimut. "Bangun!" teriak Alex.Dalam kekacauan mimpinya, Yovita justru memegang tangan Alex dengan seluruh tenaganya. Dia menangis tanpa suara, air matanya mengalir deras hingga membasahi pelipis dan rambutnya.Alex menyerahkan kaki Yovita sepenuhnya pada Samuel, lalu duduk di tepi sofa. Dia menggenggam tangan Yovita, dada bidangnya menunduk sedikit. Aura maskulinnya menebar menjadi tembok tak terlihat

Bab 32

Bagus juga begitu.Setidaknya kini ada sedikit rasa manusiawi dalam Alex.Samuel keluar untuk merokok sambil mencoba mengambil foto diam-diam lewat jendela.Baru satu jepretan, tiba-tiba seorang wanita muncul di layarnya. Wanita itu berjalan keluar dari kamar Alex sambil mengenakan jubah mandi pria yang jelas terlalu besar untuk tubuhnya.Samuel tertegun.Apa-apaan? Alex simpan wanita lain di kamarnya?Dia selama ini begitu kaku, tetapi sekarang? Sekali main langsung dua?Cindy melangkah perlahan, lalu memanggil dengan suara lembut, "Pak Alex."Alex hanya mengiyakan tanpa menoleh. Dia tidak peduli pada luka di tangan sendiri, tangannya mengangkat tangan Yovita yang mungil dan lembut, lalu meremasnya di dalam telapak tangan.Tangan sekecil itu, bagaimana bisa tahan diinjak sepatu kulit?Gadis ini benar-benar tidak punya siapa-siapa untuk melindunginya.Dia selalu jadi sasaran empuk siapa pun di Keluarga Darian.Kasihan sekali.Alex bahkan tidak sadar siapa yang baru saja menyapanya, dia

Bab 33

Meskipun terlelap, Yovita tetap tidak bisa tidur nyenyak. Dalam mimpi pun alisnya terus berkerut.Tangannya terkulai di sisi sofa. Urat-urat halus tampak jelas menyebar hingga ujung jarinya yang memerah, tampak begitu menyedihkan.Samuel membuka pintu ruang tamu. Matanya menyapu ke arah kamar, lalu menatap Yovita yang masih terbaring. Seketika hatinya merasa senang.Tampaknya Alex benar-benar berubah. Akhirnya, dia mulai tertarik pada wanita.Bagus sekali!Samuel duduk di tepi sofa, dengan hati-hati membersihkan luka di tangan Yovita. Dia mengoleskan obat, lalu membalutnya dengan perban bersih.Begitu selesai, dia tidak segera pergi. Dia bersandar di dinding untuk menunggu. Dia ingin tahu butuh berapa lama bagi Alex untuk menyelesaikan satu ronde, atau penyakitnya telah sembuh total.Tak lama kemudian, pintu terbuka dari dalam.Alex keluar lebih dulu. Samuel menatap jam sekilas, lalu bertanya, "Lima menit saja? Memangnya kamu The Flash? Cepat sekali selesainya?"Setelah itu, wanita y

Bab 34

Gerakan Alex mendadak terhenti.Tangannya segera dilepas.Tubuhnya perlahan tegak kembali dan menatap gadis itu dari atas.Jadi, bibir selembut itu, pinggang seramping itu pernah disentuh dan dicium oleh Davin?Urat di pelipis Alex menegang. Dia meraih tisu disinfektan, lalu membersihkan seluruh jarinya.Setelah itu, dia pergi ke kamar tamu....Di kamar lain dalam gedung, Cindy menatap ibunya yang terlelap di ranjang sebelah dan tidak bisa tidur.Dia sudah sering membenci berbagi kamar kecil dengan ibunya, apalagi tinggal di kamar pelayan. Sementara Yovita, dia tinggal di kamar bergaya klasik di sisi timur milik Davin. Dia punya kamar pribadi, bahkan pelayan yang siap melayaninya kapan pun.Cindy ingin keluar dari kemiskinan ini!Namun, dia gagal total malam ini.Cindy tidak tahu apakah Alex sangat tertarik dengan tato. Saat Alex menekan bahunya dan menahannya, tangannya menyentuh tato mawar di dadanya. Tatapannya berubah dingin begitu dia tahu bahwa itu tato tempelan.Setelah itu, di

Bab 35

Alex menatap wajah kecil Yovita yang penuh ekspresi itu. Wajahnya sudah tidak bengkak setelah semalaman, warna merah di pipinya mulai memutih seperti seperti salju, membuatnya tidak bisa tidak terpesona.Dada bidang Alex masih berdegup kencang karena latihan berat, keringat menetes dari rahangnya yang tegas hingga ke leher. Dia mengusap keringat dengan handuk, lalu berkata, "Kalau aku jadi kamu, aku akan segera bangun dan cari celana. Kalau suamimu datang terus mendapati istrinya setengah telanjang, kamu nggak akan bisa berkata apa-apa."Yovita terdiam.Tangannya meraba kakinya, dia benar-benar tidak pakai celana!Di mana celananya? Siapa yang melepasnya?Alex melanjutkan, "Di sini nggak ada pelayan. Kamu kira siapa yang melepasnya?""Kamu ... Alex, kamu ... bajingan," ucap Yovita sambil tergagap. Telinganya memerah. Melihat rona di pipinya, sesuatu yang aneh bergolak di dalam dada Alex. Itu sebuah perasaan aneh yang tidak pernah dia rasakan terhadap Cindy.Rasanya seperti angin yang m

Bab 36

Plak! Entah apa yang menghantam pintu, tetapi di detik itu juga, Alex dengan cepat menarik lengan Yovita, menahan bagian belakang kepalanya, dan menariknya ke pelukannya dengan membentuk gerakan untuk melindunginya.Pintu itu retak. Dalam hitungan detik, Davin pasti akan berhasil mendobrak masuk.Situasi makin genting.Namun, Alex sama sekali tidak panik dan tidak peduli pintu akan jebol. Dia juga tidak peduli jika orang lain melihat dirinya berdua dengan adik iparnya.Gerak-geriknya tetap tenang, bahkan santai.Dia menatap Yovita. Alisnya sedikit terangkat.Alex melepaskan genggaman tangannya, kemudian membuka lemari, mengambil jubah mandi dari dalam, lalu berjalan menuju kamar mandi."Kak Alex!" panggil Yovita. Dia segera menahan langkah Alex. Tubuhnya penuh keringat, jantungnya berdebar kencang. Dia berkata dengan suara pelan, "Bi … bisa nggak kamu sembunyi dulu?""Kamu suruh aku sembunyi?" tanya Alex.Di tengah dentuman pintu, Yovita berusaha menekan volume suaranya agar hanya Alex

Bab 37

Seluruh tubuh Yovita menegang, napasnya terengah-engah karena panik. Dia tidak berani mengeluarkan suara sekecil apa pun. Tubuhnya perlahan bergeser ke belakang, mencoba menghindar dari sentuhan Alex.Namun, tangan Alex di pinggangnya seperti menyadari niatnya. Jari-jarinya menekan lembut dan kuat ke bawah. Tubuh Yovita gemetar hebat, suara desah pelan terdengar dari mulutnya. Di tengah suara itu keluar, dia segera menutup mulutnya dengan tangannya sendiri, takut suara itu akan menembus dinding tipis dan sampai ke telinga Bu Widya atau Davin di luar.Suaranya hilang di sela-sela jemari, hanya tersisa suara permohonannya.Alex mendongak sedikit, dia mengangkat alisnya sambil tersenyum nakal.Tatapannya yang penuh nafsu tampak sangat jelas.Dia menunduk kembali, napasnya yang berat dan hangat menyapu kulit di dada Yovita. Matanya menatap pemandangan indah itu sambil mencium aroma tubuh wangi dari wanita itu. Dia bisa merasakan panas yang membakar dari dalam tubuhnya.Serta ….Rasa tegang

Bab 38

Di luar kamar mandi, Davin tampak sangat kesal. Beberapa kali dia menoleh ke arah kamar mandi, seakan ingin merobohkan pintu itu sendiri.Padahal dia hendak mendobrak pintu itu barusan, tetapi Bu Widya melarang. Dia bilang itu akan memengaruhi hubungan persaudaraannya.Sungguh lelucon! Alex bahkan berani menyentuh wanitanya di rumah sendiri, apa dia masih takut merusak hubungan mereka?Davin tidak tahan lagi, dia berkata, "Nenek, kenapa nggak masuk saja? Di balik pintu itu masih bisa sembunyikan orang!"Bu Widya menatapnya tajam, lalu berkata, "Kamu datang memaki dan mendobrak pintu itu saja sudah salah. Kamu anggap kakakmu itu apa? Kalau kamu masuk sekarang, itu perilaku nggak terhormat. Tunggu saja kakakmu keluar, dia akan memberimu pelajaran."Davin berkata sinis, "Huh, dia saja nggak peduli, kenapa aku harus peduli? Lagi pula, memangnya aku takut padanya?""Diam!" tegur Bu widya.Davin pun terdiam.Bu Widya berkata, "Kalau kamu yakin Yovita menginap di sini, tunggu saja. Tanyakan n

Bab 39

Mendengar suara itu, Davin langsung menerobos kerumunan, menahan leher Yovita dengan satu tangan dan mendorongnya keras ke kusen pintu. "Beraninya kamu menginap di sini! Beraninya kamu datang ke sini! Dasar wanita jalang, akan kupukul sampai mati!" teriak Davin.Matanya merah menyala, penuh amarah. Pembuluh darah di pelipisnya membengkak, tampak sangat menakutkan.Dia mengangkat tangan hendak memukul Yovita, tetapi sebelum tamparannya sempat mendarat di wajah Yovita, dia ditendang keras hingga menabrak dinding luar, terpental, dan jatuh ke lantai.Akan tetapi, tangannya tetap menekuk di tanah. Dia dengan wajah membiru, berteriak gila-gilaan, "Beraninya kamu mengkhianatiku! Beraninya kamu selingkuh! Beraninya kamu berhubungan dengan orang lain! Aku akan membunuhmu, kamu harus mati!"Yovita hanya bisa terdiam. Apa yang terjadi padanya?Bu Widya menatap cucunya itu dengan tertegun, dia berkata dengan sedih, "Pengawal, bawa Davin keluar untuk beristirahat, cepat!"Davin sempat melawan kare

Bab 40

Alex berkata dengan tegas, "Barusan Nenek lihat sendiri apa yang dilakukan Davin. Nggak ada orang lain di sana, dia bisa memukul Yovita yang lemah sampai babak belur sesuka hatinya. Aku melakukan kebaikan sebesar ini, tapi nggak ada seorang pun yang berterima kasih padaku, malah datang menginterogasiku. Memangnya kalian nggak menganggap Yovita sebagai manusia, atau kalian nggak menghargaiku?"Kata-kata itu jelas ditujukan langsung pada Bu Widya.Bu Widya menutupi emosinya dengan sempurna, dia berkata, "Kapan aku nggak menghargaimu? Gimanapun, kamu tetap cucuku.""Huh." Alex mengeluarkan decakan pendek yang mengandung sindiran halus.Bu Widya menghela napas, dia kemudian berkata, "Ini salah Nenek, Nenek akan memberimu kompensasi."Mendengar kata 'kompensasi', Davin langsung panik.Dia tahu benar apa arti kompensasi itu, itu berarti saham Grup Darian!Sialan!Alex pura-pura tidak tahu, lalu bertanya, "Oh? Kompensasi apa maksudnya?"Bu Widya menjawab dengan tenang, "Urusan ini kita bicara

PREV

...

NEXT

I-scan ang code para mabasa sa App

DMCA.com Protection Status