All Chapters of Menikahi Musuh Bebuyutan Mantan Suamiku: Chapter 11 - Chapter 20

Xu Anran memanfaatkan situasi dan berkata, "Apakah cukup hanya meminta klarifikasi dari media? Kalau bukan karena Anran menikah lagi hari itu, keluarga Qin yang seharusnya paling kehilangan muka!""Qin Xiaokun baru mendatangiku pada hari kedua pernikahan. Jangan bilang Ayah ingin melihatku dicampakkan selama sehari penuh di pernikahan? Jika itu terjadi, lupakan aku, seluruh keluarga Xu akan menjadi bahan tertawaan!"Xu Zhenwei terdiam sejenak. Setelah menarik napas dalam-dalam, wajahnya dipenuhi amarah. "Meskipun begitu, kau tidak bisa menikah lagi pada menit terakhir untuk menentang muka kedua keluarga kita! Xiao Kun tahu apa yang dia lakukan!"Bahkan pada titik ini, Xu Zhenwei masih membela Qin Xiaokun. Dia sama sekali tidak memikirkan putrinya.Tangan Xu Anran yang memegang Jiang Rongyan sedikit gemetar. Dia menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Ayah, Ayah tidak pernah memperlakukanku sebagai putri Ayah. Hak apa yang Ayah miliki untuk memintaku membayar demi kepentingan Ayah?""J

Setelah mengatakan itu, dia dengan natural memegang tangan Xu Anran dan berjalan keluar.Xu Anran melihat tangan kecilnya digenggam, dan wajahnya tanpa sadar memerah.Jiang Rongyan berkali-kali lebih baik daripada Qin Xiaokun. Tidak hanya dari segi penampilan dan sumber daya keuangan, tetapi juga dari segi karakter, dia jauh di depan.Xu Anran diam-diam mengatupkan bibirnya dan tak bisa menahan diri untuk mendesah. Dia benar-benar buta di masa lalu karena telah menyukai Qin Xiaokun.Ketika Xu Zhenwei hendak memukulnya barusan, dia bahkan tidak sempat bereaksi. Dia sudah mengatupkan gigi dan berencana menerima tamparan keras itu.Siapa sangka Jiang Rongyan benar-benar akan menghalanginya?Meskipun keduanya hanya menjalin kerja sama, Xu Anran diam-diam memutuskan untuk memperlakukan Jiang Rongyan lebih baik di masa depan.Xu Zhenwei sedang duduk di sofa ruang tamu. Ketika dia melihat keduanya berjalan keluar, dia segera berdiri.

Mereka berjalan ke depan mobil dan Jiang Rongyan dengan hati-hati membukakan pintu untuknya. Setelah Xu Anran duduk di mobil, dia duduk di kursi pengemudi.Setelah mendapatkan buku kartu keluarga, keduanya langsung berkendara menuju Kantor Catatan Sipil.Xu Anran berdiri di depan Kantor Catatan Sipil dan tidak bisa menahan diri untuk tidak menarik napas dalam-dalam.Dia pernah berada di tempat ini di kehidupan sebelumnya dan itu juga merupakan awal dari mimpi buruknya. Langit telah memberinya kesempatan kedua dan dia ingin mengubah segalanya."Apa yang kau tatap? Apa kau menyesalinya?" Jiang Rongyan melihat ekspresinya yang tertegun. Nadanya sedikit meninggi, dan nadanya sedikit rumit.Mendengar ini, Xu Anran akhirnya bereaksi. Dia menggelengkan kepala dan tersenyum tipis. "Mana mungkin? Ayo kita masuk!"Saat dia mengatakan ini, dia melangkah maju, dan Jiang Rongyan mengikuti di belakang.Setelah keduanya masuk, sikap pelayanan staf s

Ketika Jiang Rongyan mendengar ini, sudut mulutnya menegang dan ekspresinya menjadi tidak wajar. Dia menjelaskan, "Ya, asisten itu juga pernah bekerja di hotel ini."Zhao Jing sedikit bingung. "Mengapa aku tidak tahu... Hmm..."Namun, sebelum dia selesai berbicara, sepotong paha ayam disumpalkan ke mulutnya oleh Jiang Rongyan.Jiang Rongyan menatapnya dengan dingin. "Paha ayam ini cukup lezat."Zhao Jing menatap Jiang Rongyan dengan rasa tidak puas. Dia mengangkat tangan dan mencubit paha ayam itu. Dia menggigit besar dan mendengus dingin."Apa yang kau katakan?" Xu Anran sedikit bingung.Zhao Jing segera tersenyum dan menatap Xu Anran. Ketika dia merasakan tatapan dingin padanya, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menggigil.Dia menggelengkan kepala dan berkata, "Tidak ada!"Setelah dia mengatakan itu, dia mengunyah paha ayam di tangannya dan berkata, "Kakak Ipar, paha ayam ini enak. Kau juga harus memakannya!"Xu

Xu Zhenwei memegang secangkir kopi dan duduk di kursi bos. Dia berkata dengan tenang, "Bukankah aku sudah memberitahumu tentang ini kemarin? Aku ingin melatih Anning untuk menjadi manajer umum perusahaan. Tentu saja, aku harus memberinya lebih banyak kesempatan."Xu Anran tentu saja tidak yakin. "Tapi Ayah, Ayah jelas-jelas memudahkannya. Apakah menurut Ayah itu adil bagiku?"Xu Zhenwei memasang ekspresi serius dan berkata, "Kau dan Anning adalah saudara. Mengapa harus begitu jelas tentang perbedaannya? Mulai sekarang, kau hanya akan bertanggung jawab atas beberapa proyek sederhana. Tugasmu adalah membantu Anning."Mendengar kata-kata Xu Zhenwei, wajah Xu Anran penuh sindiran. Dia mengepalkan tinjunya erat-erat di sisi tubuhnya, dan napasnya menjadi sedikit tidak stabil. Dia menundukkan kepala dan tidak mengatakan sepatah kata pun.Saudara? Seorang orang luar yang menjalin hubungan dengan mantan pacarnya dan mencuri proyeknya disebut saudara?Sejak