Udara pagi Jakarta terasa segar. Jalanan masih sedikit basah, dan matahari baru menampakkan sinarnya saat mobil hitam milik Mahen berhenti di depan gerbang sekolah. Hari ini adalah hari kedua ia bersekolah di SMA swasta bergengsi itu. Tapi, entah mengapa, rasa gugupnya jauh lebih besar dibanding kemarin.Mahen, yang duduk di kursi kemudi, memperhatikan istrinya dari samping. “Kamu kelihatan tegang,” ujarnya lembut.Gadis menunduk, memainkan ujung rok seragamnya. “Aku cuma takut, Mas... masih belum terbiasa aja. Kemarin aja banyak yang lihat aku aneh.”Mahen tersenyum tipis, lalu menoleh penuh ke arahnya. “Biarkan mereka lihat sesuka hati. Kamu nggak perlu takut jadi dirimu sendiri.”Gadis mengangguk, meski wajahnya masih tampak ragu. “Mas...” ujarnya pelan, “aku... terima kasih ya, udah mau nganterin aku tiap hari. Aku nggak nyangka bisa sekolah lagi.”Mahen menatapnya dalam, lalu berkata dengan nada serius, “Mas janji bakal terus jagain kamu. Selama Mas hidup, kamu nggak bakal ngera
최신 업데이트 : 2025-10-30 더 보기