Malam itu, Jakarta masih riuh dengan suara kendaraan. Lampu-lampu kota berkilau dari balik kaca mobil Ezra, yang melaju tenang di jalan tol menuju rumah mereka.Cantika duduk di kursi penumpang, kepalanya bersandar di jendela. Sepanjang perjalanan, ia hanya menjawab seadanya, matanya berat. Ezra tersenyum kecil—istrinya itu jelas kelelahan setelah seharian rapat, revisi dokumen, dan mengecek progres proyek.“Capek banget, Cantik?” Ezra melirik sekilas sambil tetap fokus pada jalan.“Hm,” Cantika hanya menggumam, suaranya nyaris tenggelam di deru mesin.Ezra mengulurkan tangan kiri, menyentuh jemari istrinya. Ia meremas lembut, seolah berkata aku di sini. Cantika sempat menoleh sebentar, memberi senyum setengah hati, lalu kembali memejamkan mata.Sampai di Rumah, Ezra turun duluan, membuka pintu mobil untuk Cantika. Tapi ternyata Cantika sudah terlelap di kursi.Napasnya teratur, wajahnya damai di bawah cahaya lampu garasi.Ezra menghela napas pendek, lalu terkekeh kecil. “Sial
Terakhir Diperbarui : 2025-10-12 Baca selengkapnya