Lampu kamar utama hanya menyisakan cahaya temaram dari lampu meja. Cantika baru saja pulang dari basecamp proyek, tubuhnya lelah, kaki bengkak, dan perutnya semakin membuncit. Namun meski begitu, alih-alih beristirahat, ia masih duduk di kursi kerja dengan wajah tegang.Dua jam kemudian pintu kamar berderit. Ezra masuk, melepas jasnya, lalu menaruh ponsel di meja nakas. Wajahnya terlihat berat, seperti sedang menyimpan sesuatu.“Cantik …,” ucapnya hati-hati.Cantika mendongak cepat. Matanya menyipit, penuh curiga. “Kamu habis ketemu Daddy lagi, ya?”Ezra terdiam sesaat, lalu menarik napas panjang. “Aku enggak bisa diam, Cantik. Kamu tadi naik tangga temporary lagi, padahal jelas-jelas bahaya. Aku lihat sendiri kamu hampir kehilangan keseimbangan.”Mata Cantika membelalak, lalu suaranya meninggi. “Jadi benar? Kamu laporin aku lagi ke Daddy?”“Cantik, aku—”“Kenapa, Ezra?” potong Cantika tajam. Ia berdiri meski jelas terlihat goyah, tangannya menahan perut. “Kenapa kamu selalu ha
Last Updated : 2025-10-16 Read more