Hari-hari pertama Cantika di rumah bersama Nayaka dan Selena terasa seperti dunia baru. Tidak ada rapat, tidak ada presentasi, tidak ada blueprint atau angka progress di layar proyektor. Yang ada hanya tangisan bayi, jadwal menyusui, dan suara alarm kecil dari monitor suhu inkubator portable yang dipasang di kamar. Cantika duduk di kursi goyang dekat jendela, tubuhnya masih lemah. Di tangannya, Selena mungil dengan selimut biru pink, bibir kecilnya bergerak mencari puting. Cantika berusaha menyusui, tapi wajahnya tegang. “Astaga, Za … dia enggak mau latch dengan benar,” keluhnya, suara terdengar panik. Ezra yang duduk di samping langsung sigap. “Bentar, aku panggil Nanny Rara.” Nanny Rara segera mendekat, senyum tenang di wajahnya. “Santai, Bu. Posisi tangannya kurang naik. Coba selimutnya ditarik sedikit biar kepala bayi enggak tenggelam.” Ia memperbaiki posisi, lalu membimbing tangan Cantika. “Begini. Tarik napas dulu, jangan tegang. Bayi bisa merasakan kalau ibunya pani
Terakhir Diperbarui : 2025-10-17 Baca selengkapnya