Pagi itu matahari menyusup tenang ke sela-sela tirai tipis kamar utama. Hangatnya menyentuh punggung Ezra yang masih berbalut selimut, sementara Cantika sudah lebih dulu bangun dan berdiri di depan lemari pakaian, memilih setelan kerja. Dari balik selimut, Ezra membuka mata. Matanya menangkap punggung Cantika yang rapi, rambut disanggul dengan jepit mutiara, blouse satin hijau sage membalut tubuh ramping yang tak lagi tampak seperti baru melahirkan anak kembar. Ia diam menatap, tanpa suara. “Aku ke bawah duluan,” ucap Cantika sambil menyampirkan blazer di lengan. Ezra hanya mengangguk. Suaranya belum keluar. Setelah membersihkan diri dan mengenakan polo shirt krem serta celana santai, Ezra turun ke lantai satu dan mendapati meja makan sudah tertata. Bu Ratri bersama dua asisten rumah tangga lainnya membantu menyajikan roti panggang, telur orak-arik, dan potongan buah segar. Cantika sudah duduk di sana, meminum teh herbalnya dalam diam. “Pagi, sayang,” sapa Ezra hanga
Last Updated : 2025-10-26 Read more