Dari telepon terdengar suara jernih Yeni."Maaf ya, Cesya. Jantungku lagi nggak enak. Soni khawatir, jadi maksa aku tinggal di rumah sakit buat observasi beberapa hari. Nanti pulang, aku pasti suruh dia minta maaf sama kamu."Aku tidak menjawab, hanya diam mendengarkan suara angin yang berdesir, lalu terdengar suara dingin Soni."Kamu memang terlalu lembut. Kalau ada yang nyakitin kamu, kamu sendiri pun nggak sadar.""Cesya, kamu jangan terlalu mempermasalahkan ini. Badan Yeni memang selalu lemah. Kita cari waktu lain saja buat urus pernikahan ini."Ternyata dia bukannya tidak tahu hari ini hari mendaftar pernikahan, hanya sibuk menemani perempuan yang paling dia sayangi bahkan kabar pembatalan pun enggan dia sampaikan padaku.Dulu, di saat seperti ini, aku pasti sudah hancur, menangis, dan kehilangan kendali. Aku akan memaksa bertengkar dengan Soni untuk mencari jawaban.Sekarang, hatiku benar-benar tenang.Suaraku tetap datar. "Kalau nggak ada urusan lain, aku tutup dulu."Soni mengi
Read more