Semua Bab Kembalinya Sang Pewaris : Obsesi Tuan Muda Yang Berbahaya: Bab 21 - Bab 30

Xienna celingukan saat berdiri di ambang pintu dapur. Mendapati Gavin ada di dapur, ia berjalan mengendap-ngendap menghampiri Gavin. Bersiap untuk mengangetkan laki-laki itu. Tepat saat sudah berada di belakang Gavin, Xienna langsung memeluk Gavin dari belakang."Tebak siapa yang berani peluk Om Gavin di rumah ini," ujar Xienna.Gavin terdiam, batinnya sedikit tersentak. Akan tetapi tindakan kecil Xienna justru memicu kenangan lama Gavin kembali. Sebuah momen ketika seorang wanita memperlakukannya dengan sama. Pelukan hangat di pagi hari dan senyuman cerah yang pernah memikat hatinya. Xienna berhasil membawa suasana hari itu kembali untuk sejenak."Om, kok diem?""Kamu mau pacaran secara terang-terangan?" tegur Gavin.Xienna menggeleng. "Lebih seru kalau sembunyi-sembunyi kayak gini. Lagi pula kalau papa sampai tahu, tamat riwayat aku.""Terus kenapa kamu masih peluk saya? Masih kurang semalam saya peluk?"Xienna tersipu, gadis muda itu sepertinya benar-benar sudah jatuh hati pada lak

Xienna menyelinap masuk ke kamar Gavin dan menemukan Gavin sudah berpakaian rapi menggunakan setelan. Dengan rasa penasaran yang tinggi Xienna mendekat, memperhatikan penampilan Gavin yang seperti orang kantoran."Om Gavin mau ke mana? Kok tumben pakai setelan rapi banget.""Cari kerja," celetuk Gavin.Xienna menatap tak percaya. "Om Gavin? Cari kerja? Memangnya mau jadi apa?"Gavin meraih dasi di gantungan dan berdiri di hadapan Xienna, ia kemudian mengulurkan dasi tersebut pada Xienna yang membuat Xienna bertanya-tanya."Aku disuruh pakain ini?"Gavin mengangguk.Xienna turut mengangguk dan memasangkan dasi pada kerah kemeja Gavin. Namun, gerakannya saat mengikat dasi sangat meragukan. Ia sibuk mencari letak yang benar hingga pergerakannya dihentikan oleh Gavin yang menahan tangannya."Cuma hal sederhana dan kamu nggak bisa," cibir Gavin yang kemudian membimbing tangan Xienna agar bisa mengikat dasi dengan benar."Nah... udah selesai, ternyata gampang banget," ujar Xienna tak tahu m

Anthony membuka pintu ruangannya dengan kasar. Penuh amarah, ia meraih apapun yang bisa dihancurkan untuk melampiaskan amarahnya. Tapi kala itu ia dibuat tertegun ketika menemukan seseorang tertelungkup di atas meja kerjanya. Anthony kaget saat mendekat dan melihat seorang pemuda babak belur di sana."Apa-apaan ini?!" Anthony makin murka. Pemuda itu adalah salah satu dari orang-orang yang menyerang Gavin tadi pagi.Sementara itu setelah kekacauan di ruang rapat, Allan masuk ke toilet pria dan menghampiri Gavin yang tengah membersihkan wajah."Pak Gavin yakin tidak perlu ke rumah sakit? Pak Aiden terus menanyakan keadaan Pak Gavin.""Baju ganti saya."Allan menyerahkan baju ganti yang diminta oleh Gavin. Gavin langsung mengganti pakaiannya, mengabaikan Allan yang masih berdiri di sampingnya. Setelah selesai, ia keluar begitu saja dan membuat Allan kerepotan memunguti baju kotornya."Pak Gavin, tunggu sebentar," Allan mengejar."Berita penyerangan Pak Gavin sudah diliput media, sebaikny

"Om semalam ke mana?" tegur Xienna saat menghampiri Gavin yang tengah duduk di dekat kolam renang.Gavin memandang Xienna tapi tak langsung menjawab. Tatapan gadis itu saat ini penuh akan kecemburuan dan Gavin bisa melihatnya dengan jelas."Ke hotel," sahut Gavin."Om tinggal di sini tapi kenapa masih ke hotel?""Urusan orang dewasa.""Urusan orang dewasa?" Sudut bibir Xienna sedikit terangkat, membuat Gavin bertanya-tanya apa maksud dari senyuman itu."Jadi aku nggak boleh tanya-tanya karena aku cuma anak kecil.""Hmm," gumam Gavin, tampak tak acuh tapi sebenarnya menyadari gerak-gerik Xienna yang tak biasa."Ya udah, toh aku cuma anak kecil. Ngapain ikut campur urusan orang dewasa?"Dengan wajah kesalnya, Xienna meninggalkan Gavin. Merasa terganggu dengan sikap Xienna, saat semua orang berada di ruang makan, Gavin menyusup ke ruang kerja Arnold untuk memeriksa rekaman CCTV yang hanya dipasang di luar rumah.Gavin memeriksa rekaman semalam dan melihat Xienna pulang tepat waktu dan t

Usapan lembut pada wajahnya membangunkan Xienna. Tepat sesaat setelah ia membuka matanya, kecupan lembut mendarat pada keningnya."Aku masih marah sama Om," gumam Xienna."Om bahkan nggak ada niatan buat minta maaf.""Karena saya nggak berbuat salah," ujar Gavin.Xienna bangkit dan langsung mendorong bahu Gavin. "Dasar buaya! Jangan mentang-mentang ganteng Om bisa gonta-ganti perempuan!"Gavin turut bangkit dengan senyuman tipis di wajahnya, ia tampak sudah sehat."Ganteng-ganteng begini kamu juga kecintaan," celetuk Gavin."Amit-amit! Om jaga di depan, aku mau keluar."Masih dengan senyum tipisnya Gavin bangkit untuk memeriksa keadaan di depan. Namun, kala ia membuka pintu ia melihat Ailyn yang berjalan menuju ke arahnya. Gavin pun kembali menutup pintu dan menghampiri Xienna yang berjalan ke arahnya. Tanpa pikir panjang, Gavin melepas kaosnya lalu menyambar tubub Xienna dan langsung menjatuhkan tubuh keduanya ke ranjang."Om ngapain sih?" protes Xienna."Ada mama kamu."Gavin menari