Pagi itu, Ghea terbangun karena cahaya matahari menembus tirai tipis kamar. Kepalanya masih sedikit pening, tapi yang pertama ia sadari adalah hangatnya udara di sekelilingnya.Begitu menoleh ke samping, matanya langsung membulat.“Mas Juna?! Astaga…” serunya pelan, tapi cukup panik.Pria itu masih tertidur nyenyak, hanya tertutup selimut seadanya yang melorot sampai ke bawah pinggang. Ghea buru-buru menutup matanya dengan tangan, wajahnya memerah padam.“Duh, kenapa sih Mas ini nggak bisa tidur kayak orang normal,” gumamnya pelan saat rambut halus di bawah pinggang Juna sedikit menampakkan diri.Ia mencoba menoleh lagi sekilas, memastikan… dan langsung menoleh cepat-cepat.“Ya ampun, handuknya mana lagi,” desisnya, antara kesal dan malu sendiri.Dengan hati-hati, Ghea menarik ujung selimut ke atas tubuh Juna. “Mas, pakai selimut, ih…” bisiknya, lalu buru-buru turun dari ranjang, pipinya masih merah padam sebab milik Juna yang berdiri.“Mmm… jangan buru-buru turun dulu,” suara Juna te
Terakhir Diperbarui : 2025-10-23 Baca selengkapnya