All Chapters of SKANDAL PANAS NONA MUDA: Chapter 41 - Chapter 50

"Maaf, Tuan. Saya ingin menggadaikan tanah ini bukan menjualnya. Jika ekonomi saya membaik. Saya ingin menebusnya kembali."Pria di depan Ivana terdiam sesaat. Ini di luar prediksinya. Sebab sang tuan minta beli, bukan gadai."Boleh saya menghubungi tuan saya sebentar.""Tentu, silakan."Ivana dan Kelly saling pandang. Ini tidak seperti bayangannya. Ivana pikir dia akan kesulitan saat ingin menggadaikan tanahnya. Siapa sangka tidak sampai dua kali dua puluh empat jam, sudah ada yang berminat pada tanahnya.Istri Zack telah memikirkan masak-masak. Tempat itu akan dia tebus bagaimanapun caranya. Anak-anak itu tidak boleh kehilangan tempat bernaung dan belajar. Tak berapa lama, lelaki tadi kembali. "Tuan saya tidak masalah jika Anda ingin menggadaikannya."Mengejutkan, keheranan jelas terlihat di wajah Ivana."Silakan dilihat kontraknya. Jangka waktu delapan bulan. Apa itu terlalu singkat?""Oh, tidak. Ini cukup."Delapan bulan, Ivana akan membayar lagi tanahnya. Tidak peduli jalannya,

Zack menarik Ivana mundur ketika Armando mendekat dengan gelagat tidak beres. Melihat seorang pria kini menjadi tameng untuk adiknya, Admando mengerutkan dahi. Diikuti rasa tidak suka menyusup di hati pria itu.Pria itu teringat cerita Amelia yang mengatakan kalau Ivana telah tidur lalu menikah dengan bodyguard-nya sendiri. Tangan Armando terkepal. Tubuh Ivana sudah dimiliki pria di depannya."Inikah suami yang katanya hanya pengawal rendahan itu?" Armando memandang sinis pada Zack yang secara mengejutkan membalas tatapannya."Lebih baik rendahan dari pada jadi baj*ngan," balas Zack yang seketika menyulut amarah Armando."Brengsek! Kau tidak layak untuk Ivana! Ivana akan menceraikanmu saat aku memintanya!" Desis Armando penuh kemarahan.Bagaimana bisa seorang pengawal biasa punya aura mematikan seperti ini. Sulit dipercaya."Benarkah? Kalau begitu Tuan tanyakan saja pada Nona.""Ivana! Cepat ceraikan dia lalu menikah dengan Evan Brown!"Yang disebut namanya tersenyum sinis. "Tidak mau

"Kamu dapat video itu dari mana?"Ivana bertanya sambil tersenyum. Mata perempuan itu berbinar memandang kontrak pembelian desain di tangannya. SS membeli desain Ivana dengan harga tinggi. Memberikan mereka hak eksklusif untuk menggunakan rancangan Ivana di semua properti milik SS.Regina dengan gembira bahkan mengajak Ivana berteman. Siapa tahu di masa depan mereka bisa bekerja sama lagi."Atau siapa tahu kakakku sedang ingin mendesain ulang rumah barunya. Betul begitu, Kak. Rumahmu bukannya sudah siap huni." Regina bertanya pada Arthur yang sejak tadi memainkan ponsel."Di banding rumahku, lebih urgen The Crystal kayaknya," balas pria itu masih dengan kepala menunduk."Ahh, benar juga. The Crystal sudah lama siap tapi penghuninya belum pulang sampai hari ini." Regina mengerling pada Zack yang cuma memutar bola matanya malas.Niat sekali dua beradik itu membongkar identitasnya. Tapi sekarang, perkataan Regina membuat Zack tersenyum. Hingga pertanyaan Ivana tidak sepenuhnya dia perha

Klub malam pusat kota."Mari bersulang untuk kembalinya Armando Moonstone!"Seorang pria berteriak sambil mengangkat gelas berisi wine. Yang disebut namanya tersenyum. Dia ikut minum wine seperti teman-temannya."Lima tahun, apa yang kau lakukan di sana?" Teman Armando penasaran."Apa yang kulakukan? Tentu saja bersenang-senang. Apalagi. Banyak wanita cantik dan seksi di sana," balas Armando jumawa.Pria di sekitarnya terbahak. "Kau memang tidak berubah," celetuk satu dari mereka."Untuk kesenangan, kenapa aku harus berubah." Armando kembali menjawab di tengah liukan asap rokok."Soal Ivana juga tidak berubah," pancing lelaki berkaca mata."Ivana?" Sudut bibir Armando tertarik. Bola matanya berbinar, dengan ekspresi wajah berubah senang."Dia sangat cantik. Amelia tidak ada apa-apanya. Bahkan dengan semua perempuan yang pernah kulihat. Belum ada yang menandingi kecantikannya." Seorang teman menuturkan dengan seringai mesum di wajahnya.Armando kali ini tersenyum. Dia setuju dengan pen

"Nona mau beli roti untuk siapa?"Zack mengekor langkah sang nona masuk ke sebuah panetteria atau forno alias toko roti ternama di pusat kota. Begitu pintu dibuka wangi khas perotian langsung menyerbu hidung Ivana.Harum, manis, hangat dengan sensasi menenangkan serta sedikit aroma yeast atau ragi memenuhi tempat itu."Kita akan ke rumah sakit menjenguk kakakku."Ekspresi Zack makin dingin. Beberapa pengunjung pilih menyingkir ketika melihat Zack. Tapi Ivana sama sekali tidak terintimidasi oleh aura Zack yang menyesakkan."Buat apa?" Pertanyaan Zack nyata mengungkap ketidakpuasannya atas keinginan sang istri."Melihat keadaannya, apa itu salah." Ivana bertanya sambil mengambil hampir setengah lusin ciabatta, salah satu roti yang sangat populer di negara ini. Teksturnya kenyal, bagian dalam berongga, serta kulit luarnya renyah. Ini adalah pilihan favorit untuk sandwich (panini)."Kakakku suka ini. Dan tolong tiramisu-nya." Ivana menunjuk tiramisu utuh di dalam etalase kaca.Zack melip