บททั้งหมดของ SKANDAL PANAS NONA MUDA: บทที่ 61 - บทที่ 70

"Letakkan di sana. Yang itu masuk ke sayap kiri. Yang itu ke sana, ke lantai dua.""Na!!!"Ivana berhenti dari kegiatannya mengatur furniture yang baru datang. Ketika Kelly berteriak dari arah belakang. "Apa?""Ini sih kamu banget," ujar Kelly tidak habis pikir.Bagaimana pemilik The Crystal nyaris memberikan wewenang penuh pada Ivana untuk mengatur rumahnya."Aku sudah mengatakan seperti itu. Tapi Tuan Bern bilang kalau tuannya tidak masalah."Kelly berdesis. "Aku jadi kepo siapa pemilik rumah ini. Kamu tahu siapa namanya.""Tidak, dia tidak sebutkan nama. Email-nya juga seperti email sekali pakai. Setelah selesai digunakan tidak aktif lagi."Kelly manyun dengan dahi berkerut halus. Gadis itu ikut Ivana karena Azlan beberapa kali datang ke kantor. Bukannya apa, Kelly perlu waktu untuk memikirkan hubungan mereka. "Sudahlah. Jangan bertanya terus. Kamu pergi ke sayap kiri. Pastikan ruangan itu ditata seperti desainnya. Hanya ruangan itu yang diatur sesuai keinginan pemilik tempat ini

"Aku sudah sembuh."Amelia mundur ketika Armando meninggikan suaranya. Gadis itu seketika memasang tampang sedih. Di belakangnya ada Evan yang dengan segera maju menenangkan.Armando memandang licik pada Evan. Pria seperti ini masih bersikeras ingin menikahi Ivana. Di depannya bilang cinta, tapi begitu Armando meleng, perhatian Evan langsung tercurah pada Amelia.Pria itu lantas menggelengkan kepala. Topeng Amelia yang sesungguhnya perlahan terlihat. Pun dengan Evan, yang katanya tidak punya hubungan dengan Amelia. Tapi tampak peduli sekali pada gadis itu.Sepertinya untuk level setia pemenangnya masih Zack. Sayangnya setia saja tidak cukup. Zack harus punya harta untuk mempertahankan Ivana di sisinya.Jika tidak, Armando akan merebutnya. Dua hari paska keracunan "tidak sengaja" Pria itu kembali pulih. Patah di kakinya juga sudah membaik. Bisa dipakai untuk berjalan asal pelan dan tidak terlalu lama."Kakak, kamu tidak sayang aku lagi?" Keluh Amelia."Jika aku tidak sayang padamu, kau

"Kakak tidak bisa melakukan ini!""Bisa, sangat bisa. Kamu tahu betul itu Ivana." Armando tersenyum manis pada sang adik.Hatinya campur aduk melihat netra Ivana mulai berkabut. Adiknya siap menangis. Namun pria itu segera menarik napasnya dalam.Dia harus tega kali ini. Ivana harus kembali menurut padanya. Patuh padanya juga keluarga Moonstone.Dan Pallet Paradise adalah satu-satuanya alat yang bisa menekan Ivana. Mendorong gadis itu sampai kehilangan rasional, logikanya untuk berpikir.Armando harus terus mendesak. Hingga Ivana tidak mampu berpikir jernih. Dengan begitu, dia akan mudah menggiring Ivana pada fase kalau tidak ada jalan lain kecuali menyerah.Amelia sendiri tampak puas melihat Ivana tidak berdaya. Dia sudah lama ingin menyaksikan Ivana terpuruk bak binatang yang tersudutkan. Terpojok, tanpa solusi untuk lari.Sama dengan Evan. Ivana yang keras kepala, akhirnya akan tunduk padanya hari ini. Sebentar lagi, perempuan itu akan jadi miliknya. Masa bodoh dengan hutang yang t

"Katakan!" Athena memijat pelipisnya yang setengah nyeri. Efek mabuk yang dipaksa sadar. Perempuan itu terhuyung ketika Arthur menariknya keluar dari klub malam tempat dia dan Ivana nongkrong. Konon katanya mencari hiburan, tapi kalau endingnya begini, malapetaka jelas mengancam. Jika Arthur berhasil menyeretnya pulang, maknanya Zack juga sudah membawa Ivana. Athena mendadak dilanda cemas. Bagaimana jika Zack menghukum Ivana. Bagaimana jika lelaki itu bertindak kasar. Apalagi, tadi Ivana sempat mengatakan perlu uang. Walau mabuk, telinga Athena rupanya masih berfungsi. Mungkinkah Ivana dan Zack sedang mengalami kesulitan keuangan. Mengingat tadi Ivana mengatakan kalau ada masalah di kantor. "Malah diam! Athena Rhea, aku bertanya!" Arthur mulai hilang sabar menghadapi istri dadakannya. "A-aku cuma bertemu Ivana. Tidak lebih," kilah Athena pilih jalan aman. "Bertemu? Lalu minum, sampai mabuk?" Arthur mencondongkan tubuhnya yang tinggal terbalut kemeja warna navy, pilihan Athena pa

"Isandro Young? Lunar Dream? Ivana apa maksud semua ini?" Armando bertanya dengan ekspresi tidak mengerti terpancar di wajahnya.Sementara Ivana dan Kelly langsung bersorak gembira. "Aku akan ke sana!" Kata Ivana tanpa peduli pada Armando dan yang lainnya.Kedatangan Isandro adalah solusi untuk masalah Ivana, setidaknya untuk saat ini. Lain hal akan dia pikirkan belakangan.Setelah merapikan make up guna menutupi jejak mabuk semalam. Ivana didampingi Kelly dan Zack menemui Isandro. Lelaki tinggi, berkulit eksotik dengan jaw line begitu tegas. Tidak juga, jaw line paling tajam menurut Ivana adalah milik Zack. "Selamat pagi, Tuan Young," sapa Ivana."Nona Ivana kita bertemu lagi." Sandro menyambut uluran tangan Ivana. Menjabatnya sebentar sebelum melepaskannya kembali. Tatapan Zack seolah ingin menghabisinya saat itu juga. Ivana tersenyum mendengar ucapan Sandro. Dia pikir pria itu tidak akan ingat padanya. "Anda masih ingat saya.""Tentu saja. Dan kedatangan saya kemari untuk ...."