All Chapters of Hasrat Cinta sang Mantan : Chapter 51 - Chapter 60

Helmi yang awalnya tidak percaya dengan ucapan pelayannya, kali ini pria itu mendadak penasaran. Suara rintihan bahkan teriakan terdengar sayup-sayup. Tidak begitu jelas memang, tapi sepertinya apa yang dikatakan pelayannya benar, suara itu sangat mirip sekali dengan suara orang yang sedang melakukan kegiatan s*ksual.Di dalam, Kenny dan Tasya tidak peduli dengan kondisi di luar. Mereka mengira suara mereka tidak akan terdengar karena ruangan itu sangat tertutup. Mereka saling membahagiakan dan saling memuaskan satu dengan yang lainnya.Cukup lama mereka bermain, dari segala gaya mereka praktekkan di tempat itu. Dari gaya misionaris hingga gaya helikopter sudah mereka lakukan. Di sisi lain Helmi masih setia menguping di depan pintu gudang. Meskipun jantungnya terasa jedag jedug seperti ingin melompat."Sial! Masa setan bisa ngewe juga? Hah! Masa bodo, ngapain buang-buang waktu nguping di sini!" gerutu Helmi yang akhirnya meninggalkan tempat itu. Tujuannya adalah mencari keberadaan san

"Kok kamu ngomongnya gitu sih, Mas. Bukannya ikut prihatin malah ngomong yang enggak-enggak. Nggak punya empati banget!" jawab Lisa ketus."Loh salah, ya! Bukannya itu memang bener? Aku ngomong sesuai fakta loh. Rina itu kan selingkuhannya kakakmu, terus untuk apa dikasihani? Kamu bukan saudaranya bukan siapa-siapanya loh kok marah aku ngomong gitu. Justru Tasya itu yang saudara ipar kamu, harusnya kamu lebih empati sama kakak ipar. Nggak usah ngomongin Rina sekarang. Masih banyak waktu kan di rumah. Jaga perasaan kakak ipar, dia juga manusia biasa yang punya hati!" balas Kenny yang terlalu menohok."Ih, oke! Aku nggak akan ngomong ke Mas Helmi sekarang. Demi kakak ipar katamu. Lagian aku heran juga sama kamu, akhir-akhir ini kamu selalu membela Mbak Tasya. Apa-apa kamu selalu ada di pihaknya. Aku jadi curiga dehh, jangan-jangan kamu dan Mbak Tasya...!""Memangnya aku dan Tasya kenapa? Wajar lah aku bela dia. Di keluarga kita, kakak ipar kita, Tasya sangat tersudut di keluarga kita. B

Kenny tertawa kecil mendengarnya. Dengan santainya ia menjawab. "Ya nggak apa-apa lah, kenapa kamu malah takut?"Tasya tidak bisa santai, karena jika dirinya hamil pasti akan dipertanyakan siapa ayah dari bayi itu."Kenny, kalau mas Helmi mandul, terus kalau aku hamil, pasti dia tanya anak itu anak siapa? Nggak mungkin dong itu anaknya!" kata Tasya bingung."Mas Helmi kan belum tahu jika dia mandul. Si Rina emang sengaja nuker tuh hasil pemeriksaan Mas Helmi dengan orang lain. Dan tentunya Rina juga pasti bekerja sama dengan dokter kalian, nggak mungkin enggak!" ungkap Kenny."Dokter Nike! Apa mungkin Rina sudah kerja sama dengan dokter Nike!" Tasya langsung berpikir tentang dokter yang menangani masalah reproduksi dengan Helmi."Bisa jadi. Coba aja tanyakan langsung sama orangnya!" seru Kenny sangat yakin sekali. Tasya nampaknya mulai berpikir serius, terus apa gunanya program bayi tabung jika Helmi sendiri mandul."Ohhh ya, katamu Helmi ngajak kamu ikut program bayi tabung, iya? Ast

Lisa menunjuk pada suaminya dan pura-pura disakiti oleh Kenny. Wanita itu sengaja mengadukan kepada Nyonya Ana agar ada yang membelanya. Kenny terkejut melihat kedatangan ibu mertuanya, ia sudah mengira pasti wanita itu akan membela anaknya daripada dirinya yang sudah jelas disakiti oleh istrinya sendiri. Benar saja, Nyonya Ana langsung marah saat mendengar aduan putrinya sambil menangis. Tanpa mau tahu apa yang terjadi pada lengan Kenny yang berdarah. "Kamu! Berani sekali kamu nyakitin anakku, hah! Punya hak apa kamu sampai membuat putriku menangis! Dasar laki-laki tidak tahu diuntung. Kamu tuh kalau nggak ada campur tangan suamiku, mana bisa kamu jadi pengusaha showroom mobil, pasti kamu tetap jadi laki-laki kere tukang montir yang nggak ada apa-apanya. Mending, kamu cerai saja sama Lisa dan pergi dari rumah ini, aku nggak butuh mantu nggak berguna seperti kamu, ngerti!"Nyonya Ana benar-benar menghina Kenny sehina-hinanya. Mungkin benar, ia tidak mungkin bisa mendapatkan kesukse

Setelah mengatakan itu, Kenny langsung pergi meninggalkan rumah itu. Sepertinya pria itu sedang tidak main-main dengan ucapannya. Tasya melihat kepergian kekasihnya, Kenny terus melihat ke arah Tasya dan berharap wanita itu akan ikut dengannya. Sayangnya, Tasya masih bergeming dan ia hanya melihat kepergian Kenny dengan mobilnya. Satu-satunya jawaban Tasya adalah kehadirannya di rumah Bu Marta, entah apa yang Kenny bicarakan di sana yang jelas kedatangannya adalah penentu hubungan mereka. Mobil Kenny mulai keluar dari halaman rumah mewah itu. Tasya sendiri segera masuk ke dalam untuk melihat apa yang terjadi pada ibu mertuanya. Helmi segera mengangkat tubuh sang ibu untuk dibawa ke kamarnya. Tentu saja apa yang terjadi pada wanita itu membuat tuan William sangat terkejut. "Loh, ada apa dengan Mama kalian?" tanya pria itu saat Helmi masuk ke kamar sambil menggendong tubuh ibunya yang tak sadarkan diri. "Mama pingsan!" jawab pria itu sesaat setelah merebahkan tubuh Nyonya Ana. "Ya