All Chapters of Hasrat Cinta sang Mantan : Chapter 61 - Chapter 70

"Lisa hamil, Dok?" tanya Helmi lagi. Tentu saja sebagai seorang kakak, pria itu ikut senang dengan kabar adiknya yang sedang hamil. "Iya, Pak. Bu Lisa harus banyak istirahat dan tidak boleh terlalu capek. Jika perlu sebaiknya Bu Lisa datang ke dokter kandungan untuk mengetahui kesehatan janinnya, karena saya lihat kondisi Bu Lisa sedikit lemah!" jawab sang dokter. "Iya tentu, Dok! Syukurlah adikku akhirnya hamil juga!" ucap Helmi penuh syukur. Pria itu segera menghampiri adiknya yang sudah sadarkan diri. "Lisa, kamu dengar kata dokter? Imu hamil! Ah, pasti Mama dan Papa senang banget dengar berita ini. Yeeah, aku akan menjadi paman!" Helmi terlihat sangat bahagia, tapi tidak dengan Lisa sendiri. Justru, wanita itu nampak malas dan tidak suka. Seolah kabar kehamilannya tidak ia inginkan saat ini. "Sial! Kenapa aku bisa hamil! Entah anak siapa yang ku kandung ini... Hah, tapi tidak apa-apa. Anak ini bisa menjadi senjata untuk menyingkirkan perempuan ini dari kehidupan suamiku

Kenny dan Tasya langsung menoleh dengan wajah terkejut. Keduanya melihat wajah Bu Marta melihat mereka sedang berciuman. Tasya langsung menjauh dari Kenny dan merasa panik. Bagaimana bisa mereka seceroboh itu sampai-sampai tidak tahu jika ada ibunda Kenny datang. Kenny sendiri juga panik, ia khawatir jika sang ibu marah atau kecewa meskipun hubungannya dengan Tasya dulu sempat direstui, hanya saja saat ini keduanya telah memiliki pasangan masing-masing. "I-ibu... Ibu sudah pulang?" sapa Kenny dengan wajah sangat gugup. Pria itu mendekati ibunya yang masih bergeming setelah melihat mereka berciuman. Sedangkan Tasya, wanita itu nampak sangat menyesal dan malu. Meskipun Bu Marta sangat baik kepadanya. Namun, Tasya bukan wanita yang pecundang. Ia memberanikan diri untuk minta maaf kepada Bu Marta karena kesalahannya yang sangat memalukan itu. "Bu Marta, saya minta maaf. Mungkin apa yang kami lakukan adalah kesalahan yang tidak bisa dimaafkan. Saya benar-benar minta maaf dan kami tidak

Tasya hampir saja melepaskan bajunya, namun spontan ia menoleh ke belakang karena ia baru tersadar dari tidak ada jawaban dari Kenny. Wanita itu dibuat terkejut sambil memutar bola matanya saat melihat Kenny yang masih berada di dalam kamar mandi."Astaga, benar dugaanku, kamu masih ada di sini. Kamu mau lihat aku mandi atau bagaimana? Kalau kamu nggak ngapa-ngapain, mending kamu keluar aja!" titah Tasya."Kamu mengusirku dari rumahku sendiri, gimana konsepnya, sayang?" sahut Kenny berjalan mendekati Tasya yang berjarak sekitar lima langkah darinya."Emmm ya maksud aku, kamu bisa keluar, aku mau mandi!" jawab Tasya gugup. Bagaimana tidak gugup, Tasya melihat Kenny yang sedang melepaskan kaos yang sedang dipakainya lalu membuangnya ke sembarang arah. Gurat-gurat keperkasaan pria itu terpampang jelas. Tubuh yang sering memeluk Tasya dan membuat wanita itu merasakan kehangatan."Ken, kamu mau apa?" tanya wanita itu sambil berjalan mundur."Aku juga mau mandi, nggak boleh?" jawab Kenny de

Bu Marta terus mencari keberadaan sang anak, sampai-sampai wanita itu pergi ke kamar putranya yang ada di lantai atas. Kenny suka sekali menghabiskan waktunya di kamarnya saat pria itu datang ke rumah sang ibu. Namun sayang, wanita itu tidak mendapatkan Kenny di sana. Ia pun heran, ke mana perginya pria itu. Sekilas ia memikirkan tentang Tasya yang sedang mandi, mengingat mereka berdua sedang dekat, membuat Bu Marta khawatir jika keduanya sedang berada di dalam sana. Apalagi wanita itu sempat mendengar suara aneh Tasya yang seperti suaranya orang yang mendesah. "Ya Tuhan, jangan-jangan mereka ada di sana??" Bu Marta segera turun dari lantai atas, wanita itu bergegas pergi ke kamar mandi di lantai bawah untuk membuktikan jika kecurigaannya benar. Meskipun ia bisa memahami perasan putranya, tapi tidak sepantasnya jika mereka bermesraan di waktu yang tidak tepat. Sesampainya di depan pintu kamar mandi, tanpa segan wanita itu mengetuk pintunya. Ia tak ingin sang anak terlalu jauh

Kenny benar-benar dibuat emosi dengan perkataan istrinya kepada Tasya. Wanita itu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mungkin saja jika tahu bahwa Helmi yang mandul, mungkin Lisa tidak akan berani berkata demikian."Lisa, tutup mulutmu!" sahut Kenny kepada istrinya. Tak terima karena adiknya diperlakukan seperti itu oleh Kenny, Helmi pun berusaha untuk membelanya."Kamu yang harus tutup mulut, Ken! Laki-laki macam apa kamu ini. Adikku sedang hamil anak kalian, tapi kamu justru marahin dia! Dasar laki-laki pecundang!" balas Helmi dengan kasar sambil mendorong dada adik iparnya.Tak terima perlakuan kasar Helmi padanya, Kenny pun tak mau tinggal diam. Ia membalasnya dengan memberi pukulan untuk suami Tasya itu.Kedua pria itu pun terlibat duel di dalam rumah mereka. Baik Tasya dan Lisa, mereka terlihat panik, apalagi Kenny nampak begitu emosi dengan menghajar Helmi membabi-buta. Sampai-sampai pria itu jatuh terjungkal."Kenny, cukup! Kamu bisa membunuh Mas Helmi!" teriak Lisa saat m