Fajar datang dengan kabut yang tebal, menyelimuti seluruh lembah seperti tirai abu-abu. Udara dingin menusuk, dan aroma belerang samar tercium dari arah celah bumi yang terbuka sejak semalam.Arjuna Wisangjati berdiri di tepi tebing, menatap lembah itu dengan pandangan yang sulit dijelaskan, sebuah tatapan antara kagum dan waspada.Di bawah sana, garis retakan membentang seperti luka merah di tubuh bumi. Namun pagi ini, dari dalam retakan itu, terdengar sesuatu yang tidak pernah didengarnya sebelumnya, suara lirih seperti bisikan.Bukan suara angin, bukan gemuruh tanah, melainkan desis yang berulang-ulang, seperti seruan yang datang dari masa lalu.Arjuna menundukkan kepala, memusatkan rasa. Dalam keheningan itu, bisikan itu menjadi semakin jelas.“Pajajaran teu musnah, ngan sare di jero rasa...” (Pajajaran tidak lenyap, hanya tertidur di dalam rasa...)Jantungnya berdegup keras. Kata-kata itu seperti datang dari kedalaman bumi, dan entah kenapa terasa begitu akrab.Ia tahu, suara itu
최신 업데이트 : 2025-10-31 더 보기