Aluna menggeliat pelan, merasakan hangatnya selimut yang membalut tubuhnya sejak semalam. Udara pagi terasa menusuk telinganya yang dingin, namun kehangatan di kamar mewah itu membuatnya enggan benar-benar bangun. Tirai tebal masih tertutup sebagian, menyisakan cahaya lembut yang menembus masuk, menyorot sebagian wajahnya. Ia memejamkan mata sejenak, membiarkan aroma lembut dari linen mahal itu mengisi paru-parunya.“Sudah pagi lagi, huh?” gumamnya lirih, setengah malas. Ia berguling ke sisi kanan, menatap sejenak jam digital di meja nakas. Baru pukul tujuh lewat sedikit.Kemewahan ini sudah bukan hal baru baginya. Dari kecil, ia terbiasa hidup di rumah yang serba ada, serba rapi, dan serba berlebihan. Tapi, ada yang berbeda di rumah besar ini. Rumah milik Kenzo. Di tempat ini, entah kenapa, Aluna merasa bisa bernapas lebih bebas. Tidak ada suara keras Sarah, tidak ada drama yang menyesakkan di meja makan, tidak ada tatapan menyebalkan dari ayahnya setiap kali ia terlambat bangun. D
Last Updated : 2025-11-13 Read more