Tama ingat dulu pernah ke panti ini bersama papahnya. Waktu itu, dia masih terlalu kecil untuk memahami alasan mereka datang. Yang dia ingat hanya tangan papahnya yang besar menggenggam tangannya erat, dan anak-anak berbaris rapi di halaman, menyanyikan lagu yang kini samar di telinganya. Sekarang, berdiri lagi di depan gerbang yang sama, semuanya tampak lebih kecil dari yang dia bayangkan dulu. Cat temboknya sudah berganti warna, tapi papan namanya masih memajang huruf-huruf besi yang sama. Sedikit berkarat, tapi tidak buruk. "Panti ini tidak banyak berubah." Tama menoleh pada sumber suara. Raisa mendesah. Matanya berbinar penuh kerinduan. "Kau sudah lama tidak kembali ke sini?" tanya Tama. “Ya, sejak aku diminta pindah dari sini.” Raisa tersenyum tipis, lalu menunduk sebentar sebelum melanjutkan, “Dua bulan yang lalu aku bertemu dengan ibunya Brian, tidak sengaja. Dia menanyakan kabarku, lalu tahu kalau aku satu sekolah dengan anaknya.” Dia tertawa kecil. “Begitulah akhirnya d
Last Updated : 2025-10-30 Read more