Aku berdeham canggung, mencoba mengalihkan pembicaraan, “Hm… Leon, ibumu mungkin salah ingat. Pakaian ini nggak cocok untukku, biar kubantu simpan kembali, ya.”Sambil bicara, aku mengulurkan tangan untuk mengambil gaun tidur di tangannya.Siapa sangka, dia tiba-tiba mundur selangkah untuk menghindari tanganku, seperti anak anjing yang menjaga makanannya.“Nggak boleh! Kata ibu untuk dipakai kakak!” Dia mengembungkan pipi, menatapku dengan kesal, seolah aku adalah penjahat yang sangat kejam.Aku terhibur melihat tingkahnya, anak ini cukup keras kepala juga.“Iya iya, biar kakak pakai, tapi berikan dulu bajunya padaku,” ujarku membujuknya dengan sabar.Barulah dia mengangguk puas dan menyerahkan gaun tidur di tangannya padaku.Aku menerima gaun tidur itu, baru saja hendak menghela napas lega, tiba-tiba dia merentangkan kedua tangan, memeluk kakiku dan mendongak. Lalu, dengan tatapan memohon, dia berkata, “Kakak, kamu pakai di depanku, ya? Aku mau lihat….”Aku menunduk dan menatapnya, ta
Baca selengkapnya