Short
Si Bodoh Yang Mirip Cinta Pertamaku

Si Bodoh Yang Mirip Cinta Pertamaku

By:  ClarinCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10Chapters
6views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Demi uang, aku bersedia menjaga anak orang kaya yang idiot. Tak disangka, selain harus menemaninya ke kamar mandi, malamnya aku juga harus mengenakan gaun tidur yang sexy. Siapa sangka, ternyata si idiot ini tahu begitu banyak gaya….

View More

Chapter 1

Bab 1

“Kakak, mau peluk….” Dalam keadaan setengah sadar, aku merasa ada yang mengguncangku, disertai rengekan yang lembut dan manja.

Aku berusaha keras membuka mata dan wajah tampan yang besar langsung memenuhi seluruh pandanganku.

Pria di depanku memiliki kontur wajah yang tegas, alis tebal dan mata yang bersinar. Terutama bibirnya yang sedikit manyun, benar-benar mengundang imajinasi liar.

Begitu melihat diriku bangun, dia langsung melilit seperti koala. Astaga, dia tak mengenakan sehelai benang pun.

Suhu tubuhnya yang panas terasa menembus baju tidur, aku bahkan bisa merasakan garis-garis ototnya yang kekar.

Dia membenamkan kepalanya di lekukan leherku, lalu menggeseknya dengan nakal, seperti anjing besar yang mencoba mengambil hati majikannya.

Kontak intim yang tiba-tiba ini membuatku sedikit bingung dan rona merah tanpa sadar menyebar di pipiku.

Yang lebih parahnya, aku menyadari ada yang berbeda dengan… itunya.

Wajahku langsung memerah hingga ke telinga, jantungku serasa ingin melompat keluar dari dada dan napasku menjadi terengah-engah.

Aku tak kuasa menelan ludah. Astaga, kenapa takdir begitu kejam? Memberinya wajah yang begitu tampan, tapi malah menjadikannya idiot!

Aku berusaha keras menekan gejolak hasrat liar itu, lalu dengan lembut mendorongnya, “Leon sayang, kakak sudah mau bangun.”

Kisah ini bermula sebulan lalu. Entah dari mana, orang tuaku mendengar pengobatan tradisional, katanya makan trenggiling bisa menyembuhkan rematik ayahku.

Akhirnya, uang pun habis banyak dan penyakitnya juga tak kunjung sembuh. Kami bahkan hampir tertangkap karena membeli hewan yang dilindungi negara.

Untuk melunasi utang, aku harus bekerja serabutan. Kebetulan pamanku bilang ada temannya yang kaya raya, tapi putranya idiot. Mereka sedang mencari orang untuk menjaganya dan bayarannya cukup tinggi.

Aku tidak banyak berpikir saat itu, yang penting ada uang masuk. Tak disangka, aku malah mendapat kejutan sebesar ini begitu sampai.

Meskipun Leon itu idiot, harus diakui dia sangat sesuai dengan seleraku! Wajahnya benar-benar mirip dengan cinta pertamaku, bahkan lesung pipi kecil di sudut bibir saat dia tertawa pun sama persis.

“Leon, jangan nakal….” Aku mengulurkan tangan ingin mendorongnya, tapi tenaganya luar biasa kuat, aku sama sekali tidak bisa menggesernya.

Dia seperti anak kecil, menggesek-gesek di dadaku, sambil bergumam tidak jelas, “Kakak, kamu wangi sekali….”

Aku lemas tak berdaya dibuat olehnya, bahkan suaraku mulai bergetar, “Leon, jangan….”

“Jangan….” Aku menolak tak berdaya, tapi suaraku justru terdengar manja dan memikat. Bahkan diriku sendiri pun merasa malu mendengarnya, apalagi untuk menghentikannya.

Tiba-tiba, aku merasakan sensasi isapan yang geli di dadaku, seolah aliran listrik menyambar semua indraku. Aku pun tak tahan dan mendesah, “Ah….”

“Kakak, suaramu indah sekali, sama seperti ibu….” katanya sambil mendongak, menatapku dengan mata yang bening dan polos, sementara di sudur bibirnya masih tersisa sedikit kilauan bening.

Seketika, rasa malu langsung membanjiriku. Dengan wajah memerah, aku buru-buru mendorongnya menjauh, “Leon, nggak boleh begini… nggak boleh….”

Namun, dia seolah tidak mengerti perkataanku. Dia memiringkan kepala dan dengan polos bertanya, “Kok nggak boleh? Banyak om-om yang melakukan ini pada ibu….”

Aku terkejut, seketika hawa dingin merambat dari telapak kaki hingga ke ubun-ubun. Banyak om-om? Mungkinkah… dia pernah melihat kejadian serupa sebelumnya?

Aku tidak berani melanjutkan pikiran itu. Aku menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri.

“Leon sayang, lepaskan kakak dulu, ya?” ujarku dengan suara yang lembut, membujuknya seperti anak kecil.

Sepertinya dia merasakan perubahan emosiku dan dengan patuh melepaskanku, tapi sepasang matanya tetap menatapku lekat-lekat, penuh hasrat dan ketergantungan.

Aku langsung berdiri, melarikan diri ke kamar mandi dan langsung mengunci pintunya.

Aku bersandar di dinding yang dingin dan bernapas terengah-engah. Saat melihat ke bawah, kancing bajuku sudah terbuka karena gesekannya, asetku kelihatan jelas.

Sial! Aku mengumpat dalam hati, merasa malu dan marah.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
10 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status