All Chapters of Cinta yang Angkuh: Chapter 31 - Chapter 40

Sudah beberapa hari sejak Kevin terakhir mendengar kabar dari Rosie. Dia hanya mengirimkan satu pesan, dan membacanya tetapi tidak pernah membalas. Kevin merasakan kejengkelan yang tak terlukiskan. Seminggu telah berlalu di mana dia sibuk dengan pekerjaan, dan orang yang dia pikir pasti akan terlibat dalam hidupnya malah menjauh semakin jauh. Perasaan menyesakkan apa ini? Dia telah berjanji kepada ibunya bahwa dia akan mengunjungi Rosie, tetapi dia tidak pergi seperti yang dia janjikan. Dia terus berpikir bahwa dia mungkin akan menghubunginya, atau mungkin mampir untuk menemuinya. Tapi tidak, hari demi hari, dia semakin menghilang dari pandangannya. Jendela kamar tidurnya tidak lagi terbuka untuk membiarkan angin masuk seperti dulu, dan lampu itu tetap mati sepanjang waktu, terasa sangat aneh.“Apa Rosie di rumah, Tante Ambar?” Kevin akhirnya bertanya pada suatu malam setelah dia pulang kerja, memutuskan dia harus mendekati ibu Rosie sendiri.“Oh, Kevin, apa kamu tidak tahu kalau Ros

Kevin tidak tahu bagaimana menangani masalah ini. Adik laki-lakinya bukan lagi anak kecil, dan dia tidak bisa terlalu ikut campur dalam hidupnya. Tetapi jika dia memberi tahu ibu mereka, itu akan berubah menjadi skandal besar. Lebih buruk lagi, Ella sendiri mungkin akan lebih menderita daripada siapa pun. Jadi dia memilih untuk tetap diam tentang hal itu dan berbalik masuk ke dalam rumah, mengikuti adiknya.“Bagaimana, Kevin? Aku dengar dari Supeni kamu berada di rumah Rosie cukup lama,” Paula menyambut putranya saat dia melihatnya.“Ya, Bu. Bukankah Ibu ingin aku mengunjungi tunanganku?”“Jika Ibu tidak meminta, kamu tidak akan pergi, kan? Kevin, kamu benar-benar… bagaimana kamu bisa memperlakukan Rosie seperti itu?”“Bu, apa yang aku lakukan? Aku tidak melakukan apa pun sama sekali, dan Rosie juga tidak masalah,” katanya sambil pergi duduk di sofa yang sama dengan ibunya.“Apa ada yang salah? Kenapa kamu terlihat begitu berat hati setelah kembali?”“Hanya sedikit, Bu.”“Biarka

“Ambil uangnya, Ella. Ini lebih baik daripada tidak mendapatkan apa-apa sama sekali,” kata Kevin padanya saat dia ragu sejenak. Hanya air mata yang mengalir di wajahnya yang mengungkapkan kesedihannya.“Ella, ambil saja,” desak Theo juga.“Gunakan uang ini untuk mencari tempat tinggal baru, dan dapatkan pekerjaan baru,” kata Theo sebelum menarik cek itu dari tangan ibunya dan menekannya ke telapak tangan Ella sendiri.Ella menatap cek di tangannya, wajahnya dipenuhi air mata. Dia tidak mengatakan apa-apa lagi, hanya menundukkan kepalanya sekali sebagai ucapan terima kasih kepada Paula sebelum dia bangkit dan keluar dari ruang tamu. Sikapnya meninggalkan ibu dan kedua putranya menyedihkan dan terasa kegelisahannya satu sama lain.“Ini semua karena kamu, Theo. Ini semua salahmu.” Paula berbicara, lalu berdiri dan memperhatikan sosok Ella yang mundur sampai dia menghilang dari pandangan. Setelah itu, dia berbalik dan berjalan menaiki tangga untuk menenangkan diri di kamar tidurnya sen

Di dalam rumah Tony, Rosie menceritakan kepada Ella tentang rencana yang baru saja mereka diskusikan. Ketika Ella mendengarnya, percikan harapan menyala di mata besarnya yang bulat sebelum dia menundukkan pandangannya, seolah tenggelam dalam pikiran tentang keputusannya.“Tidak ada yang memaksamu, Ella. Jika kamu lebih suka kembali ke kampung halamanmu atau mencari pekerjaan baru, itu sepenuhnya terserah padamu. Kami semua hanya ingin membantu,” kata Rosie, memperhatikan raut wajah gadis itu yang bermasalah dan berpikir dia pasti merasa cukup gelisah.“Aku takut jika aku bekerja di sini, suatu hari aku mungkin bertemu Nyonya Paula. Bukankah dia akan berpikir itu karena aku tidak ingin pergi jauh? Atau mungkin dia akan berpikir aku mencoba mendekati Theo?” Kekhawatiran dalam suaranya membuat Rosie mengerti dan bersimpati pada Ella pada saat yang bersamaan.“Kita tidak bisa mengendalikan apa yang orang lain pikirkan, Ella. Tetapi jika kamu merasa bahwa kamu di sini karena kamu benar-b

“Memang harus begitu. Bagaimana mungkin Ella bisa membantah? Dia hanya harus mengambil uangnya dan melanjutkan hidup. Tapi apa kamu tahu dia akhirnya menangis di depan rumah Tony sampai matanya bengkak? Dia pasti sangat kesal. Katakan jujur, Kevin, apa Ella benar-benar mencintai Theo?”“Kamu bertanya padaku, dan itu agak sulit dijawab, Rosie. Entah dia mencintainya atau tidak, aku tidak tahu. Tapi aku sering melihat Ella melirik Theo, sama seperti gadis-gadis yang suka melihat pria tampan. Aku tidak pernah membayangkan Theo akan memanfaatkannya seperti itu sampai Ibu menangkap mereka di tempat tidur. Masalahnya sama sekali tidak berakhir dengan baik,” kata Kevin, merasa gelisah.“Jangan bicarakan ini lagi. Aku stres. Aku tidak ingin pergi ke mana pun hari ini. Aku minta maaf, Kevin.”“Tidak apa-apa, Rosie. Kalau begitu aku akan pulang.”“Oke, aku akan mengantarmu keluar.” Rosie berdiri dan mengikuti tunangannya. Sebelumnya, dia masih merasa malu karena ciuman mereka malam itu, teta