Asisten Ardian lanjut berkata, "Pak Ardian, sekarang Pulau Isla sudah jadi pulau pribadi. Kita nggak bisa berlabuh tanpa izin ....""Kalau begitu, masuk paksa!" Ardian berseru dengan suara lirih, "Aku nggak peduli kamu pakai cara apa saja, pokoknya aku mau lihat kapal yang siap berlayar di dermaga dalam waktu satu jam!" Setelah menutup telepon, Ardian menyadari punggungnya telah dibasahi oleh keringat. Sebelum sempat rileks, melalui kaca spion, dia melihat ada tiga mobil hitam yang sudah menyusulnya entah sejak kapan. Akan tetapi, dia langsung mengenali mereka sebagai mobil keluarganya.Ardian melonggarkan dasinya dengan jengkel dan menginjak gas. Namun, tak lama kemudian, ketiga mobil itu berhasil mengepungnya. Perhatian Ardian tiba-tiba terbagi dan mobilnya menabrak pagar pembatas jalan. Tabrakan itu membuat dahinya menghantam setir dengan kuat. Seiring dengan merasakan rasa sakit yang tajam, cairan hangat mengalir di wajahnya. Dia menyentuh dahinya dan tangannya langsung dilumuri
Baca selengkapnya