Bab 14 

Deburan lembut ombak yang menghantam badan kapal terdengar bagaikan lagu pengantar tidur yang menenangkan, tetapi Alena sama sekali tidak mengantuk.

Dua hari yang lalu, dia berguling-guling di atas kasur buatan khusus seharga miliaran itu, tetapi tak bisa tidur. Kini, di kabin yang bergoyang ini, dia merasakan kedamaian yang aneh.

Alena bangkit dengan pelan, lalu pergi ke dek yang kosong. Angin laut yang terasa asin menerpa wajahnya. Dia menarik napas dalam-dalam. Ini adalah aroma kebebasan.

Di bawah sinar bulan, laut berwarna biru tua membentang hingga tidak terlihat ujungnya.

Alena tiba-tiba teringat bulan madunya bersama Ardian di Maldiva tiga tahun yang lalu. Mereka juga pernah memandangi laut bersama di malam hari seperti ini. Pada saat itu, dia mengira dirinya telah menemukan satu-satunya kebahagiaan yang pasti dalam hidupnya. Ternyata, itu hanyalah ilusi yang menyesatkan.

"Nggak bisa tidur?"

Alena sedikit terkejut. Dia berbalik dan melihat Darian bersandar di pintu kabin. Silue