Lelaki itu terdiam hanya sekejap mendengar pertanyaan Arumi. Rahangnya menegang, lalu ia berdiri dan meraih jasnya dengan gerakan terburu-buru.“Meetingnya sudah selesai,” ucapnya singkat—bahkan tidak menoleh pada Nolla.Ia melangkah melewati Arumi, nyaris tanpa napas, dan pergi begitu saja. Tidak ada pamit, tidak ada sopan santun. Pintu ruang pribadi tertutup pelan di belakangnya, meninggalkan keheningan ganjil.Arumi masih berdiri di tempat, tubuhnya kaku.Nolla mengembuskan napas pelan, lalu memasang senyum lembutnya pada Arumi. Ia meraih tangan Arumi dan menggenggamnya.“Arumi, sayang… duduklah dulu,” ujarnya lembut sambil menunjuk kursi di hadapannya, suara dibuat selembut mungkin seolah tidak ada apa-apa yang baru saja terjadi.Arumi tidak bergerak. Matanya menatap meja yang berantakan, gelas hampir tumpah, dan raut panik yang tadi sempat muncul di wajah lelaki itu.“Ma… itu siapa?”Nolla tersenyum kecil, tenang—terlalu tenang untuk situasi seperti ini. Ia merapikan rambutnya sa
Última atualização : 2025-12-03 Ler mais