Belva termangu di stasiun. Setelah masalah demi masalah yang ia alami, lebih baik sekarang ia pergi jauh. Pulang kampung mungkin akan lebih menenangkan hati dan pikirannya.Kereta yang ditumpangi Belva melaju perlahan meninggalkan hiruk pikuk kota. Ia menatap kosong keluar di jendela, tanpa melihat pemandangan di sana. Berkali-kali, Belva juga menghela napas berat.Mau dilihat dari segi mana pun, segalanya terasa berantakan — pekerjaannya, hatinya, persahabatan dan terutama hubungannya dengan Alvin. Belva memejamkan mata, berharap bisa tidur selama perjalanan.Lalu, bangun dengan amnesia.Tetapi, nyatanya ia masih di dunia nyata yang penuh dengan kepahitan hidup.Begitu turun dari kereta, udara segar pinggir kota menyambutnya. Suasana yang dulu terasa membosankan, kini justru menenangkan.Belva menarik napas dalam-dalam, seolah ingin mengisi ulang dirinya yang kosong.Di depan rumah kayu sederhana itu, seorang perempuan tua berdiri di beranda. Rambutnya memutih, wajahnya penuh keriput
Last Updated : 2025-11-12 Read more