Aku menunduk dan mengeluarkan beberapa lembar dokumen fotokopi dari dalam tas, lalu menyerahkannya padanya."Surat cerai ini pasti sudah kamu lihat. Rumah yang dulu kamu kasih juga, aku kembalikan sekarang."Gerakan Yohan terhenti, dia menatapku dengan tidak percaya."Sania, maksud kamu apa?""Aku sudah bilang, foto itu bukan...""Bukan apa?"Aku memotong ucapannya, wajahku datar tanpa ekspresi."Bukan kamu dan Leon diam-diam foto sama Chika di belakangku?""Dan bubur seafood itu, bukan kamu yang maksa aku buat habisin?""Yohan, kamu tahu nggak, waktu itu aku hampir nggak bisa diselamatin?"Bibir Yohan bergetar, suaranya serak."Aku nggak tahu alergimu separah itu."Aku tertawa getir, tapi perih di dada terasa makin dalam."Terus setelah antar aku ke rumah sakit, kamu ke mana?""Aku..."Aku menoleh ke jendela, menatap orang-orang yang lalu-lalang di luar. Suaraku tenang tanpa emosi."Kamu pergi nemuin Chika, ninggalin aku yang baru saja selamat dari maut.""Aku nggak bawa dompet, nggak
Baca selengkapnya