Aku sendiri tak menyangka, hanya dalam waktu satu bulan, Irfan bisa mempersiapkan pernikahan ini begitu megah dan meriah. Dekorasi pernikahannya penuh dengan mawar segar berwarna merah muda, membuat seluruh aula beraroma bunga yang lembut. Dari langit-langit, lampu kristal mewah menjuntai, memancarkan kilau yang memesona.Irfan mengenakan setelan jas hitam. Ia duduk di depan piano, memainkan lagu Mariage d’Amour sebagai pembukaan pernikahan ini. Harus kuakui, ini benar-benar seperti pernikahan yang selalu aku bayangkan. Usai memainkan piano, Irfan berjalan perlahan ke arahku, menundukkan tubuh dengan sopan, lalu mengulurkan tangan kirinya. Aku menahan rasa gugup, lalu meletakkan tangan kananku di atas tangannya.Saat jari kami saling menggenggam, ia menuntunku berjalan menuju altar.Ia menatapku lekat, kemudian dengan suara yang mantap dia berkata, “Feli, kali ini kamu sendiri yang memberikan tanganmu padaku. Kamu tidak punya kesempatan untuk kembali dan menyesali ini.”Aku menatapny
Read more