Short
Ditinggal di Pelaminan

Ditinggal di Pelaminan

By:  TinaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
8Chapters
596views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Pada hari pernikahan, pacarku terang-terangan kabur dari pernikahan demi menemani sahabat masa kecilnya yang hamil di luar nikah, melahirkan. Seiring dengan tatapan mengejek para tamu undangan, aku melepas tudung pengantin dan pergi ke rumah sakit, menuntut penjelasan darinya. Namun aku justru melihatnya menggendong bayi yang baru dilahirkan sahabatnya itu, dengan penuh kasih di matanya. Sahabatnya sengaja bertanya, “Kak Candra, hari ini kan hari pernikahanmu. Kamu datang menemani aku melahirkan, bagaimana kalau Feli marah?” Kemudian Candra menjawab, “Pernikahan bisa diadakan kapan saja. Tapi soal kamu melahirkan, aku tidak bisa tenang kalau kamu sendirian di rumah sakit.” “Mulai sekarang aku adalah ayah dari anak ini, aku tidak akan biarkan siapa pun mengganggu kalian berdua.” Beberapa waktu kemudian, ketika aku memilih menikah dengan orang lain, Candra justru menerobos masuk ke pernikahanku seperti orang gila, memohon agar aku memberinya satu kesempatan lagi...

View More

Chapter 1

Bab 1

Aku berjalan keluar dari rumah sakit dengan tatapan kosong, kemudian mengeluarkan ponsel dengan gerakan asal dan menelepon sebuah nomor.

“Irfan, dulu kamu pernah bilang ingin menikah denganku. Apa itu masih berlaku?”

Di seberang sana, terdengar suara Irfan dengan nada santai dan meremehkan. “Feli, kamu pikir aku ini apa? Cadanganmu?”

“Kalau kamu tidak mau, aku akan cari orang lain.”

“Aku mau!” Irfan sontak menjawab sambil menggertakkan gigi. “Feli, kamu sendiri yang bilang mau menikah denganku, ya. Awas kalau sampai menyesal dan meminta batal!”

“Oke, aku janji!”

Setelah menentukan tanggal pernikahan dengan Irfan, aku menutup telepon dan kembali ke gedung pernikahanku tadi untuk meminta maaf kepada keluarga dan teman-teman yang hadir. Aku mengatakan pada mereka kalau pernikahan akan dijadwalkan ulang satu bulan lagi.

Setelah memastikan semua orang pulang, aku menyeret tubuhku yang lelah untuk pulang ke rumah. Belum lama aku duduk, suara dari arah pintu terdengar.

Candra berjalan masuk sambil menatapku dengan penuh rasa bersalah. “Feli, maafkan aku, tapi hari ini memang ada keadaan darurat.”

Aku hanya menampilkan senyum pahit di ujung bibir, seraya berkata, “Keadaan darurat? Apa yang lebih penting dari pernikahan kita?”

Candra menatapku dan menjawab, “Temanku kecelakaan, ini masalah hidup dan mati. Waktu itu aku tidak sempat menjelaskan padamu, aku panik dan hanya terpikir untuk mengantarnya ke rumah sakit dulu.”

Jika aku tidak melihat sendiri pemandangan Candra dan Luna yang tampak seperti keluarga kecil, mungkin aku akan percaya ucapannya. Saat itu, mempelai pria tak kunjung muncul. Teleponnya pun tak bisa dihubungi. Awalnya aku menduga terjadi sesuatu di jalan, dan aku sangat cemas.

Sampai akhirnya aku melihat postingan Luna di sosial media, barulah aku tahu bahwa Candra pergi menemani Luna melahirkan.

Sekarang kalau dipikir-pikir, aku benar-benar wanita paling bodoh di dunia. Air mataku mengalir tanpa bisa aku tahan. Aku tidak ingin menangis karena Candra, tapi mau ditahan sekeras apapun, hatiku tetap saja terasa remuk.

Melihatku menangis, Candra langsung panik. Ia buru-buru menarikku ke dalam pelukannya untuk menenangkan. “Feli, aku tahu kejadian hari ini membuatmu terluka. Tapi saat jadwal pernikahan kita yang baru nanti, aku pasti akan datang.”

Aku mendorong dadanya menjauh, kemudian berkata dengan suara parau, “Tidak perlu. Tidak ada jadwal pernikahan baru untuk kita.”

Candra menggeleng tidak percaya. “Jangan berkata begitu hanya karena marah. Aku tahu kamu sudah mengundur tanggal pernikahan kita ke bulan depan.”

Aku hendak memberitahu Candra bahwa mempelai prianya bukan dia lagi, namun belum sempat aku bicara, ponsel Candra lebih dulu berdering.

Saat menjawab telepon, raut wajahnya langsung berubah.

“Baik, aku segera ke sana,” ucap Candra singkat.

Candra melepas pelukannya dan berjalan menuju pintu. Sesampainya di ambang pintu, ia masih sempat berkata, “Ada urusan mendesak yang harus kuselesaikan sekarang. Tunggu di rumah dengan tenang, nanti kita bicarakan lagi soal pernikahan.”

Aku malas menanggapi.

Entah berapa lama berlalu, aku mengambil ponsel dan membuka sosial media. Di sana, aku melihat Luna kembali memposting sesuatu. Itu foto yang memperlihatkan siluet Candra sedang menggendong bayi, dan teks pada postingan itu membuat hatiku seperti dihujam pisau.

[Siapa yang tahu betapa sakitnya payudara yang membengkak setelah melahirkan? Untung ada ayah si bayi di sampingku. Dia paling jago menghisap.]
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

No Comments
8 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status