“Katakan saja, aku akan membantumu, apapun itu.”“Tolong bantu aku hubungi seseorang.” Aku menyebutkan sebuah nama, “Pengacara Anton, penasihat hukum orang tuaku semasa hidup.”Pak Anton datang keesokan sorenya.Dia seorang pria berusia lima puluhan, rambutnya sudah beruban, tapi tatapannya tetap tajam.Begitu melihatku, matanya langsung berkaca-kaca, “Cindy, kok kamu sekurus ini….”“Om Anton.” Aku tersenyum lemah, “Maaf, sudah begitu lama aku nggak menghubungimu.”“Anak bodoh, kamu sedang sakit, om bisa mengerti.” Dia duduk di samping ranjang dan bertanya, “Kamu mencariku tiba-tiba, ada apa?”Aku terdiam beberapa detik, lalu menceritakan seluruh kejadian selama sepuluh tahun ini dengan detail.Setelah mendengarnya, wajah Anton pun memuram. Dia menghantam meja dan berkata, “Bajingan! Benar-benar bajingan!”“Waktu orang tuamu meninggal, mereka secara khusus menitipkanmu padaku. Melihat Willy memperlakukanmu dengan baik, ditambah dia seorang dokter dengan gelar doktor, aku merasa tenang
Baca selengkapnya