Aku belum sempat berbicara, suara Yustian terdengar, "Aurel, aku duluan ajak kamu mengenal sekolah barumu, boleh?"Ekspresinya polos, seolah hanya sekadar orang baik hati.Suara Lorenzo mendadak meninggi, "Aurel, kamu bersama Yustian?!""Kamu sebenarnya di mana?"Aku menjauhkan ponsel sedikit, untuk pertama kalinya merasa suara Lorenzo sangat berisik."Keberadaanku ada hubungan apa denganmu?"Lorenzo seperti tidak mendengar, suaranya penuh ketidakpercayaan, "Kamu demi ngambek padaku, sampai pergi mencari Yustian?""Demi membuatku marah, bahkan orang rendahan seperti dia pun kamu ...."Melihat kata-katanya makin menjadi-jadi, aku tidak tahan lagi dan membentaknya, "Diam!"Kalimat ini, akhirnya bisa kukembalikan padanya."Jangan hubungi aku lagi. Segala hubungan kita berakhir di sini!"Selesai bicara, aku segera menutup telepon, lalu memblokir dan menghapus nomornya.Dunia kembali tenang. Aku berkata sedikit meminta maaf, "Maaf ya, kamu harus mendengar semua itu."Akan tetapi, Yustian ha
Baca selengkapnya