Short
Kebohongan Sahabat Masa Kecilku

Kebohongan Sahabat Masa Kecilku

By:  NinaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10Chapters
274views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Aku sudah berjanji menemani teman masa kecilku yang dirundung untuk pindah sekolah, tetapi dia berubah pikiran sehari sebelum berkasnya distempel. Temannya mencibir, "Gila sih kamu. Pura-pura dirundung selama ini cuma buat menipu Aurelia supaya ikut kabur." "Dia itu teman masa kecilmu, apa kamu benar-benar tega membiarkan dia pergi sendirian ke sekolah yang asing?" Lorenzo berkata dengan datar, "Hanya sekolah lain di kota yang sama, memang bisa sejauh apa?" "Setiap hari ditempeli dia saja aku sudah merasa bosan, jadi ini malah pas." Hari itu aku berdiri lama di luar pintu, akhirnya memilih untuk berbalik pergi. Hanya saja, pada formulir pindah sekolah, aku mengubah SMA I Kota Haidiaz menjadi SMA luar negeri yang diminta orang tuaku. Semua orang lupa, aku dan dia sejak awal memang jauh berbeda, ibarat langit dan bumi.

View More

Chapter 1

Bab 1

Pada detik ketika aku mendengar kebenarannya, jantungku bergetar hebat.

Dalam satu bulan ini, kejadian Lorenzo dikeroyok dan difitnah sudah tak terhitung lagi.

Aku berusaha sekuat mungkin membantunya menghindari bahaya, tetapi selalu saja ada celah.

Karena tak tahan lagi, aku menyarankan dia untuk pindah sekolah.

Saat itu Lorenzo baru saja disiram air es. Wajah tampannya pucat dan menyedihkan, dia meraih tanganku dengan putus asa.

"Aurel, aku nggak berani pergi sendirian ke lingkungan yang asing."

Aku dan Lorenzo bisa dibilang teman masa kecil. Sejak TK kami berangkat dan pulang sekolah bersama, dan itu tak pernah berubah selama belasan tahun.

Belum lagi aku diam-diam juga menyukainya.

Jadi karena terbawa perasaan, aku menjanjikan, "Jangan takut, kamu ke mana pun, akan kutemani."

Namun sampai sekarang aku baru tahu, semuanya hanyalah pertunjukan yang disusun Lorenzo dengan susah payah demi mengusirku.

Aku tak bisa menahan diri untuk bertanya-tanya, apakah Lorenzo sebegitu benci padaku?

Suara-suara di dalam ruang VIP itu masih berlanjut, "Aurelia itu benar-benar tergila-gila sama kamu."

"Sekarang kamu biarkan dia ke sekolah lain, kamu nggak takut dia nanti suka sama orang lain?"

"Dia?"

Lorenzo mencibir, seolah mendengar lelucon terbesar di dunia.

"Demi aku saja dia berani menghalang pengeroyokan. Meski dipukuli sampai wajahnya memar, dia nggak mundur selangkah pun. Menurutmu dia akan berpaling dariku?"

Seseorang bergumam pelan, "Kalau-kalau benar terjadi, bagaimana? Aurelia bukan orang yang mudah disinggung."

Nada Lorenzo terdengar malas. "Nggak ada 'kalau-kalau'. Di SMA I ini banyak anak orang kaya, tapi kapan kamu lihat dia memberi perhatian pada orang lain?"

Nada suaranya tak terelakkan dipenuhi rasa meremehkan.

"Seharian kerjaannya cuma mengikuti aku, anjing peliharaan saja nggak selama itu menempel."

Dalam ruang VIP terdengar tawa yang menusuk telinga, seperti tamparan keras di wajahku.

Aku ingin pergi, tetapi kakiku seakan berakar, memaksaku untuk terus mendengar dan merasakan sakitnya.

Seseorang berdecak kagum dan berkata, "Ini pertama kalinya aku melihat seorang pria sendiri menolak wanita yang menyukainya, bro, aku salut deh."

"Tapi kalau kamu nggak suka Aurelia terlalu menempel, bilang saja langsung, 'kan? Aurelia juga bukan tipe yang bakal terus mengotot."

Lorenzo mendecak kesal. "Aurelia terlalu mencolok, kalau aku terus terang pun, mana semudah itu membuat dia pergi."

Nada bicaranya berubah, "Lagi pula, Chloe jadi minder dan sedih setiap kali melihatnya, dia cuma akan merasa baikan kalau aku ada di sisinya."

"Demi Chloe, aku terpaksa melakukan ini. Hanya saja Aurelia harus sedikit tersisih untuk sementara."

Begitu Lorenzo berkata begitu, semua orang segera paham.

Dilihat dari waktunya, keputusan Lorenzo untuk pura-pura dirundung itu tepat seminggu setelah Chloe berpindah ke SMA I.

Seseorang mentertawakannya sambil mengumpat, "Hebat juga kamu, ya? Gadis imut dan polos itu baru pindah, sudah kamu incar?"

"Tapi Chloe memang benar-benar manis dan lembut. Wajar kalau laki-laki tertarik padanya."

"Nggak seperti Aurelia, selain dingin dan galak, wajahnya juga selalu tanpa ekspresi dan sulit didekati. Cantik tapi percuma."

Komentar-komentar tentang diriku di dalam ruangan itu naik turun bagaikan ombak yang datang silih berganti.

Dan Lorenzo yang sudah aku sukai selama bertahun-tahun tidak menghentikan mereka, tidak membantah, malah kadang mengiakan.

Aku berdiri di luar pintu, merasakan jantungku bagaikan jatuh ke jurang yang dalam, kosong, dan menyesakkan.

Sesaat tadi, aku hampir membuka pintu dan menuntut penjelasan dari Lorenzo dengan suara keras.

Ingin kutanyakan, kenapa dia menipuku.

Ingin kutanyakan, apakah saat dia melihatku dipukul demi melindunginya, adakah sedikit saja rasa bersalah atau iba.

Aku ingin tahu, apakah saat dia melakukan semua ini, dia pernah memikirkan persahabatan belasan tahun di antara kami.

Namun pada akhirnya, suara ibuku bergema di telingaku: jangan melakukan hal yang tidak perlu.

Akhlak seseorang tidak rusak begitu saja dalam sekejap.

Aku pun berbalik, meninggalkan ruang VIP itu.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

No Comments
10 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status